EmitenNews.com-Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan terkait volatilitas transaksi saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Hal itu terungkap lewat keterbukaan informasi MEDC dalam menjawab permintaan BEI, baru-baru ini.


Salah satu yang ditanyakan BEI ialah apakah perseroan memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi, yang akan berakibat terhadap pencatatan saham Medco Energi di Bursa, dalam kurun waktu tiga bulan mendatang.


"Saat ini dan sampai jangka waktu tiga bulan mendatang, perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi, termasuk rencana tindakan korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di Bursa," jelas Sekretaris Perusahaan Medco Energi Siendy K Wisandana dalam keterbukaan informasi dikutip Senin (5/9/2022).


Dia menambahkan, perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.


Adapun saham MEDC pada perdagangan, Senin (5/9/2022), diparkir di Rp 980 atau melambung 10,73 persen atau 95 poin. Sedangkan, dalam satu bulan terakhir, MEDC telah melesat lebih dari 68,96 persen.


Tepatnya pada 1 Agustus 2022 saham MEDC masih bertengger di Rp580 per saham dan pada penutupan kemarin sudah di Rp980 per saham. Bahkan jika mengacu pada data year to date (YTD) saham MEDC sejak awal tahun 2022 telah melonjak 112,12 persen dari Rp462 per saham pada 3 Januari ke Rp980 pada penutupan kemarin.


Medco Energi Internasional (MEDC) pada paruh pertama 2022 mencatat laba bersih USD270,1 juta, melejit 482,11 persen dari periode sama tahun lalu USD46,48 juta. Itu didukung pendapatan USD1,14 miliar naik 80,34 persen dibanding edisi sama tahun lalu USD636,29 juta.


Pendapatan itu, dari kontrak dengan pelanggan USD1,12 miliar, naik dari edisi sama tahun sebelumnya USD617,43 juta, dan pendapatan keuangan tumbuh menjadi USD20,85 juta. Laba bersih USD270 juta, naik 480 persen, dan EBITDA USD806 juta, naik karena volume minyak, gas, tembaga kuat, dan harga komoditas membaik.


EBITDA kuartal II-2022 USD492 juta akibat harga komoditas lebih tinggi, dan kontribusi penuh dari Koridor. Harga minyak rata-rata semester pertama USD104,4 per bbl, dan harga jual rata-rata tertimbang gas USD7,7 per mmbtu. Utang konsolidasi USD3,2 miliar, utang grup-grup dibatasi USD2,8 miliar dengan USD208 juta dilunasi sejak akuisisi Koridor. Utang bersih USD2,4 miliar, dan utang bersih grup terbatas terhadap EBITDA meningkat menjadi 1,6x.


Produksi minyak dan gas mencapai 153 mboepd, naik 63 persen termasuk kontribusi Koridor baru sejak Maret. Biaya produksi USD6,5 per boe, dan produksi proforma3 181 mboepd. Belanja modal USD102 juta, terutama untuk pengembangan beberapa proyek pembangunan South Natuna Sea Block B PSC.