EmitenNews.com -  Untuk menghadapi persaingan kinerja dengan bank lain yang kian kompetitif ditengah perkembangan teknologi digital PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) terus berupaya untuk memperbaiki kinerjanya untuk dapat menarik banyak nasabah.

 

Dalam sebuah keterangan resmi DNAR yang sampaikan kepada Regulator, disebutkan perseroan memiliki lima rencana bisnis seperti fokus kepada pengambangan retail banking, commercial dan corporate banking. Menjaga kualitas kredit dengan memantau secara berkala terutama untuk kredit restruktur. Meningkatkan risk awareness terhadap risiko kredit, operasional dan pasar. Menjaga efisiensi dan profitabilitas. Serta meningkatkan branding “OK Bank” di masyarakat. 

 

Hal itu bukan tanpa sebab. Mengingat perseroan sebagai lembaga intermediasi maka senantiasa terus berupaya bahwa dana yang ada termasuk yang bersumber dari modal untuk disalurkan ke dunia usaha/melalui pemberian kredit untuk memaksimalkan kinerja Perseroan. Adapun sektor yang menjadi sasaran adalah kredit segmen retail (personal loan KTA, payroll loan, channeling loan), komersial dan korporasi, ujar Joyo Direktur Operasional Bank OK.

 

Untuk strategi terkini perseroan atas penerapan Prudential Banking Principle untuk mempertahankan kualitas dan kolektabilitas kredit di tengah ekspansi kredit Perseroan saat ini adalah dalam usaha pengendalian rasio NPL, Perseroan melakukan strategi mempercepat proses recovery NPL melalui langkah penyelesaian yang lebih substansial. Meningkatkan sistem monitoring secara berkala terhadap nasabah existing dan menerapkan account strategy yang tepat guna meningkatkan kualitas kredit yang lebih baik. Melakukan restrukturisasi terhadap beberapa debitur yang usahanya masih prospektif  dan fokus pada penyaluran kredit kepada nasabah Top Tier (market leader).

 

Disinggung tentang rencana terkini atas pengembangan produk-produk pinjaman Perseroan selaras dengan ekspansi kredit Perseroan, termasuk dengan pengembangan penyaluran kredit secara digital. Joyo mengatakan, Perseroan belum melakukan penyaluran kredit secara full digital. Untuk aplikasi KTA bisa dilakukan melalui website Perseroan serta mobile app yang dapat diunduh melalui PlayStore. Terkait segmen retail, Perseroan lebih banyak menggunakan jasa loan agency, loan aggregator, jasa referral kredit seperti cermati.com, serta kerjasama dengan P2P dalam skema channeling loan (Asetku, Indodana, Shopee).

 

Adapun perihal kredit yang direstrukturisasi sebesar Rp1,53 triliun per 31 Desember 2021, atau sebesar 27,69% dari total pinjaman yang diberikan Manajemen DNAR menyatakan, perseroan mendukung langkah Otoritas Jasa keuangan (OJK) ditahun 2020 untuk melakukan restrukturisasi kredit dengan tujuan untuk meringankan beban debitur yang terdampak pandemi Covid-19 sehingga aktivitas bisnis dapat terus berjalan.

 

Posisi Restrukturisasi Covid-19 Desember 2020 sebesar Rp1,4410 triliun dan mengalami penurunan di Desember 2021 sebesar Rp115 miliar dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi sehingga beberapa debitur Perseroan sudah mulai mengalami normalisasi dan sebagian debitur melakukan pelunasan kredit.

 

Dampak restrukturisasi pada profitabilitas di masa depan adalah perseroan terus menambahkan CKPN sesuai dengan kondisi nasabah restruktur tersebut. Perseroan secara berkala melakukan monitoring terhadap kemampuan nasabah, kondisi cash flow, potensi bisnis kembali seperti sebelum pandemi, memberikan perpanjangan restruktur jika diperlukan. Pada posisi Desember 2021, Perseroan telah membukukan CKPN Rp86 miliar, pada Maret 2022 Perseroan menambahkan cadangan menjadi Rp116 miliar. Sampai kondisi kredit yang direstrukturisasi menjadi stabil dan kembali normal, Perseroan akan terus melakukan monitoring secara ketat dan menambahkan CKPN jika nasabah mengalami penurunan kualitas kredit. Dengan kebijakan ini profitabilitas sedikit terpengaruh namun masih dalam batas yang terkendali.



Perseroan mencatatkan peningkatan simpanan dari nasabah sebesar Rp799,94 miliar atau 25,28% selama periode tahun 2021. Latar belakang peningkatan simpanan dari nasabah tersebut guna mendukung penyaluran kredit tentu saja harus ditopang dengan DPK yang memadai sehingga Perseroan juga melakukan pengembangan DPK terutama dari nasabah non bank korporasi, retail dan UMKM.