EmitenNews.com - Bank sentral Amerika Serikat (AS) the Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan 100 basis poin ke level 4,50 persen sepanjang tahun ini. Berdasar tren terkini, The Fed kemungkinan mulai memangkas suku bunga acuan pada Juni 2024 sebanyak 25 bps.

Perkembangan pasar akan sangat dipengaruhi seberapa cepat, dan seberapa besar The Fed menurunkan suku bunga. "Langkah the Fed akan tetap dipengaruhi perkembangan data-data ekonomi beberapa bulan ke depan," tutur Rully Arya Wisnubroto, Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia, akhir pekan lalu.

Perekonomian dunia tahun 2024 dan 2025 akan tumbuh lebih lambat dibandingkan rata-rata 20 tahun terakhir sebelum pandemi Covid-19. Itu tersebab rezim suku bunga acuan saat ini tinggi. Dengan pelambatan ekonomi global, proses disinflasi akan berjalan lebih cepat.

Kondisi tersebut membuka ruang penurunan suku bunga berbagai negara, termasuk AS. "Salah satu risiko perlu diwaspadai kondisi geo politik, terutama di laut merah dapat menimbulkan gangguan pasokan, dan menyebabkan inflasi bertahan tinggi," ujar Rully.

Kinerja ekonomi Indonesia pada 2023 mencerminkan pertumbuhan cukup baik 5,0 persen, meski menghadapi tantangan seperti suku bunga tinggi, dan penurunan harga komoditas. Suku bunga acuan Bank Indonesia sudah mencapai puncak dalam siklus pengetatan moneter.

BI bilang Rully akan melakukan pelonggaran moneter, mengingat kondisi inflasi stabil. Kondisi sektor finansial Indonesia cenderung mengetat. "Selain itu, kami memandang risiko efek perlambatan ekonomi dunia, terutama Tiongkok masih sangat perlu untuk diwaspadai," pungkas Rully. (*)