EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Jumat (4/2) akan bergerak bervariasi. Itu mengingat bursa Asia dibuka menguat tipis namun cenderung melemah. Secara teknikal, IHSG masih akan bertolak dari area resistance ketat.
Selain itu, para investor masih menunggu sentimen positif dari laporan keuangan emiten. ”IHSG hari ini akan bergerak pada rentang support 6.630, dan resisten 6.730,” tutur Lukman Hakim, Research Analis Reliance Sekuritas, Jumat (4/2).
IHSG sejatinya bertolak dari garis resistance. Di mana, tidak berhasil break resistance namun masih tertahan pada MA 5, dan indikator stochastic mulai berimpitan. Sejumlah saham berpotensi naik yaitu JSMR, VINS, ANTM, BMRI, BSDE, MIKA, PTBA, PTPP, UNTR, dan WIKA.
IHSG pada perdagangan kemarin menguat 1,15 persen menjadi 6.683,85. Koreksi IHSG itu, didorong para investor merespons kenaikan inflasi Indonesia di tengah lonjakan kasus Covid-19, dan ancaman perang dapat menimbulkan kenaikan harga komoditas. Sektor pendorong pelemahan IHSG yaitu teknologi minus 2,29 persen, transportasi ambles 1,41 persen, dan consumer cyclical turun 0,99 persen. Investor asing net buy Rp 255,68 miliar, dengan saham-saham paling banyak dibeli adalah BBRI, TLKM, dan ADRO.
Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street menyusur zona merah. Koreksi didorong sektor teknologi khususnya Facebook menukik 26,4 persen. Peleman itu, didorong sikap hawkish The Fed, di mana saham teknologi telah menikmati periode suku bunga rendah.
Sementara itu, bursa Asia mengawali perdagangan di zona hijau. Indeks Nikkei 225 surplus 0,18 persen, indeks Kospi melesat 1,31 persen. Penguatan bursa Asia khususnya Korea Selatan merespons rilis data inflasi tetap terjaga, dan mengalami trend penurunan selama tiga bulan terakhir. (*)
Related News

Produksi Migas PHE Tumbuh 5% dalam Tiga Tahun Terakhir

Perkuat Struktur, Kemenkeu Bentuk Tiga Unit Baru Strategis

RI-Singapura Gelontorkan USD10 Miliar Garap Energi Hijau

IHSG Ditutup Turun 0,68 Persen, 3 Saham LQ45 Ini Pemicunya

Pelanggan KA Panoramic Januari-Mei 2025 Bertambah 34,38 Persen

Kemenperin Inisiasi Siprosatu, Percepat Digitalisasi Industri Sawit