EmitenNews.com - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) terus melanjutkan tren positif dengan target produksi di tahun 2022 naik 6 hingga 8 persen dari tahun 2021, produksi ini akan ditopang oleh digitalisasi yang sudah dilakukan oleh SSMS dengan menekan human error sehingga kualitas TBS dan minyak tetap terjaga.


Adapun untuk menyongsong tahun 2022, SSMS sudah menganggarkan Capex sekitar Rp500-Rp600 miliar, dari jumlah itu serapan terbesar akan terealisasi untuk bangunan, infrastruktur, alat berat dan fokus kami pada core infrastructure untuk memberikan kenyaman para pekerja agar bisa bekerja maksimal di perkebunan SSMS serta memberikan hasil yang positif untuk perseroan, kata CFO SSMS Jap Hartono, Jumat (14/1/2022).


Sebagai tambahan informasi, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pada 7 Januari 2022 dan agenda utama dalam Rapat tersebut adalah meminta persetujuan perubahan susunan Direksi perseroan. Dengan memberhentikan dengan hormat Vallauthan Subraminan Sebagai Direktur Utama Perseroan dan mengangkat Nasarudin Bin Nasir Sebagai Direktur Utama, lalu mengangkat M. Syafril Harahap Sebagai Direktur Perseroan. 


Ito Warsito sebagai tokoh besar di Pasar Modal dan pernah menjabat sebagai Direktur Utama BEI periode 2012-2015, yang kini menjadi Komisaris SSMS mengatakan, pertumbuhan yang cepat sejalan dengan perkembangan teknologi industri membuat SSMS semakin optimis menatap masa depan bisnis Perseroan, dengan komposisi Direksi saat ini diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja dan menguatkan SSMS dalam berkompetisi mengikuti perkembangan Kelapa sawit yang berkelanjutan.


SSMS sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2021 berhasil catatkan kinerja yang sangat fenomenal. Hal itu dapat dilihat dari laba bersih melonjak hingga 286,38 persen jadi Rp1,034 triliun, naik signifikan dibandingkan periode sama tahun 2020 yang hanya Rp267,65 miliar.


Penjualan per 30 September sebesar Rp3,688 triliun atau naik 35 persen dari sebelumnya Rp2,738 triliun secara yoy. Sementara beban pokok pendapatan SSMS tercatat sebesar Rp2,134 triliun atau mengalami kenakan tipis dari sebelumnya Rp1,471 triliun.


Hebatnya, Perseroan sukses memangkas liabilitas jangka pendek -2 persen menjadi Rp1,41 triliun atau turun dari sebelumnya Rp1,43 triliun dan untuk liabilitas jangka panjang SSMS tercatat Rp6,33 triliun terpangkas -2 persen dari Rp6,64 triliun. Sehingga total liabilitas sebesar Rp7,75 triliun atau turun 2 persen dari Rp7,90 triliun.


Sedangkan posisi kas dan setara kas akhir periode emiten sawit yang rajin tebar dividen itu tercatat senilai Rp1,71 triliun, posisi saat ini turun 10 persen jika dibandingkan dengan jumlah di periode sama tahun 2020 sebesar Rp1,90 triliun.


Bahkan atas catatan positif itu, Morgan Stanley Capital International atau MSCI Inc. mengumumkan hasil kajian terupdate MSCI Small Cap Index List dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menjadi emiten yang masuk dalam indeks dengan kriteria sangat ketat itu. Tak heran jika emiten perkebunan, dan industri kelapa sawit itu, masuk indeks MSCI. Kinerja SSMS memang moncer, sangat positif hingga sembilan bulan pertama tahun 2021.