SMIL Optimistis Pendapatan 2026 Tembus Rp600 Miliar di 2026
Hadi Suhermin duduk di kemudi forklift. DOK/EmitenNews
EmitenNews.com -PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL), perusahaan penyedia jasa penyewaan alat berat dan logistik terkemuka, menargetkan pendapatan sebesar Rp600 miliar pada tahun 2026. Optimisme ini didorong oleh strategi ekspansi perseroan ke sektor pertambangan batubara, yang diharapkan menjadi sumber recurring income baru bagi SMIL.
Berdasarkan laporan keuangan hingga Kuartal III 2025, total aset SMIL tercatat sebesar Rp1,15 triliun, meningkat dari posisi Rp1,11 triliun pada akhir 2024. Kenaikan ini menunjukkan strategi investasi perusahaan dalam memperkuat armada alat berat berjalan efektif.
Sementara itu, total liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp105,31 miliar, menandakan struktur keuangan yang sehat dan terkendali.
Direktur Utama SMIL, Hadi Suhermin, menyatakan bahwa target Rp600 miliar pada 2026 akan ditopang oleh peningkatan permintaan jasa alat berat di sektor tambang batubara.
“Kami melihat ceruk pasar yang besar pada jasa penyewaan alat berat di kawasan tambang. Batubara masih menjadi pilar utama ketahanan energi nasional, dan kami siap menjadi mitra strategis yang menyediakan alat berat dengan efisiensi dan keandalan tinggi,” ujar Hadi.
Untuk memperkuat posisinya, SMIL resmi memperluas lini usaha ke sektor pertambangan melalui skema Joint Operation (JO) dengan sejumlah mitra strategis di bawah payung Sarana Cipta Minergi (SCM), serta menggandeng PT Barakara dan PT ATOZ sebagai pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Dalam struktur kerja sama tersebut, SCM menguasai 40% saham operasional, sementara SMIL bertindak sebagai penyedia alat berat utama — mulai dari dump truck, excavator, dozer, hingga support equipment lainnya.
Tambang baru yang dikelola melalui JO tersebut berlokasi di Painan, Sumatera Barat, dengan target produksi awal 200 ribu metrik ton per bulan, dan potensi peningkatan hingga 500 ribu ton per bulan.
Kualitas batubara mencapai GAR 7000 kcal, dan kontribusi SMIL dalam penyediaan armada alat berat diproyeksikan setara dengan kapasitas 4 juta ton per tahun.
Melalui ekspansi ini, SMIL menargetkan tambahan pendapatan berulang (recurring income) yang signifikan, sekaligus memperluas portofolio bisnis di luar sektor transportasi dan logistik.
Meski sektor pertambangan sempat mengalami kontraksi 1,98% pada Kuartal III 2025, dengan subsektor batubara turun 7,29%, prospek jangka panjang industri ini tetap menjanjikan.
Pemerintah masih menempatkan batubara sebagai komoditas vital untuk pasokan energi domestik, sekaligus mendorong program hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah nasional.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDB nasional mencapai Rp2.198 triliun atau 10,5% pada 2023, dan diproyeksikan tumbuh hingga Rp273,4 triliun pada 2026.
Hadi menegaskan bahwa langkah SMIL ke sektor pertambangan bukan hanya menambah sumber pendapatan baru, tetapi juga menciptakan sinergi bisnis dengan lini usaha utama perusahaan.
“Penyediaan alat berat di tambang akan meningkatkan utilisasi armada kami secara berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi SMIL dalam rantai pasok pertambangan nasional,” tegasnya.
Dengan kombinasi strategi ekspansi, efisiensi operasional, dan potensi pasar yang besar, SMIL optimistis target pendapatan Rp600 miliar di 2026 akan tercapai, sekaligus memperkuat pondasi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Related News
PTPP Ungkap Transaksi Jumbo
Proses Akuisisi Saham MEJA Oleh Triple B Ditargetkan Rampung Awal 2026
Memburuk! OASA Berbalik Boncos 2.028 Persen
Prospek Bisnis Multi Makmur Lemindo (PIPA) Makin Cerah
Harga Diskon, Suami Puan Borong 234,17 Juta Saham UANG
Pendapatan Naik, LINK Kuartal III 2025 Tekor Rp1,02 Triliun





