EmitenNews.com - Bumi Serpong Damai (BSDE) triwulan III-2023 lalu membukukan pendapatan usaha Rp7,31 triliun. Kontribusi terbesar dari segmen penjualan tanah (lot), bangunan, dan strata title 82,57 persen dari total pendapatan usaha yaitu Rp6,03 triliun. Segmen itu, tumbuh 8,15 persen dibanding capaian tahun lalu Rp5,58 triliun. 


Soliditas kinerja pendapatan membuahkan hasil manis. Laba periode berjalan dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp1,77 triliun, tumbuh 92,64 persen dibanding capaian periode sama tahun lalu Rp918,30 miliar setelah dipotong pajak. ”BSD City, sebagai flagship project menjadi kontributor pendapatan terbesar. Itu terefleksi pada prapenjualan kuartal III-2023 mencapai Rp8,8 triliun. Penjualan unit residensial maupun komersial kawasan BSD City 75 persen terhadap keseluruhan angka prapenjualan,” tukas Hermawan Wijaya, Direktur Bumi Serpong Damai.


Besaran angka penjualan residensial ditopang penjualan unit produk unggulan BSD City seperti Enchante, Eonna, Tanakayu, Nava Park dan Hiera. Penjualan ruko sebagian besar dari Enchante Business Park, dan Delrey Business Townhouse BSD City, bersama Front Row Studio Loft Kota Wisata Cibubur. Unit apartemen dari penjualan unit The Elements, Southgate, dan Aerium, di Jakarta, dan Akasa, Upper West dan Marigold, di BSD City. 


Proyek kota mandiri Bumi Serpong tersebut tidak berlebihan disebut sebagai salah-satu perintis pembangunan kota mandiri sekitar Jabodetabek. Itu merupakan visi founders untuk mengantisipasi kepadatan penduduk, dan sulitnya mencari lahan hunian Ibu Kota Jakarta. Untuk menarik minat, Bumi Serpong menyiapkan kota mandiri berkonsep mixed-used. Mulai kawasan hunian, komersial, perkantoran, pendidikan hingga hiburan (mal dan arena rekreasi). 


Perjalanan panjang BSD City bermula dari tahun 1984, saat itu founders mendirikan Bumi Serpong Damai. Pada 1989 mulai membangun BSD City tahap I seluas 1.500 hektare (ha0. Visi para founders itu, menyulap kawasan BSD City sebagai pusat ekonomi baru daerah sub-urban Jakarta. Pada 2007 pembangunan tahap I telah diselesaikan sebagian besar, dan tahap membuka pengembangan tahap II dengan area pengembangan seluas 2.000 ha. 


Kini, tahap II hampir rampung dan Bumi Serpong mulai masuk pengembangan tahap III seluas 2.450 ha. Kini, Bumi Serpong selain dikenal sebagai pemilik dan pengembang Kota Mandiri terbesar Indonesia juga dikenal sebagai salah satu emiten properti dengan nilai kapitalisasi terbesar Indonesia Rp21,28 triliun per 31 Oktober 2023. Setelah melalui restrukturisasi pada 2010, Bumi Serpong induk bagi beberapa anak perusahaan properti milik Sinar Mas Land seperti Duta Pertiwi (DUTI), Sinar Mas Wisesa, Sinar Mas Teladan, dan lain-lain, masing-masing mengelola proyek properti bernilai tinggi berbagai kota besar Indonesia. 


Perseroan kini memiliki diversifikasi proyek solid, dan beragam. Diversifikasi portofolio proyek tersebar pada sembilan kota besar Indonesia. Yaitu, Jabodetabek, Palembang, Medan, Balikpapan, Samarinda, Manado, Semarang, Surabaya, dan Makassar. Setiap proyek didukung konektivitas unggul terhubung dengan jalan raya utama, dan pusat transportasi publik, sehingga sangat diminati masyarakat. Terbaru, pada 2022, BSD CITY terhubung langsung dengan Tol Serpong-Balaraja meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas di kawasan tersebut. 


Per September 2023, perseroan memiliki cadangan real estat senilai total Rp13,66 triliun. Persediaan tersebut terdiri dari tanah dan bangunan siap jual senilai Rp4,28 triliun, bangunan sedang dikonstruksi Rp2,18 triliun, tanah sedang dikembangkan Rp7,20 triliun, persediaan hotel dan lainnya Rp1,06 miliar. Sebagian besar persediaan itu, berada di BSD City, flagship project Sinar Mas Land di Indonesia. 


Insentif jilid III oleh pemerintah sektor properti akan menjadi pendorong positif pertumbuhan properti tahun ini, dan awal tahun depan. Dengan kondisi fundamental solid, cadangan lahan, dan proyek berlimpah, perseroan optimistis akan terus tumbuh berkelanjutan, dan memberi nilai lebih bagi pemangku kepentingan terutama para pemegang saham. (*)