EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA Merdeka Copper Gold (MDKA). Saat bersamaan, Pefindo juga menegaskan peringkat idA Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2020, dan Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2021. Prospek untuk peringkat perusahaan stabil. 


Per Juni 2021, Merdeka Gold membukukan penurunan pertumbuhan pendapatan 15,9 persen, dan EBITDA tekor 7,4 persen dibanding periode sama 2020. Itu karena perusahaan terdampak kecelakaan heap leach pada September 2020 yang mengganggu operasional perusahaan hingga semester pertama 2021. ”Kami melihat kondisi ini tidak signifikan mengganggu kapasitas keuangan Merdeka Gold. Itu tercermin dari rasio keuangan cukup terkendali. Merdeka Gold juga telah mencatat sebagian dari klaim asuransi terkait kerusakan material, dan gangguan bisnis USD20 juta per Juni 2021,” tutur Kresna Piet Wiryawan, Analyst Pefindo. 


Saat ini, Merdeka Gold tengah dalam proses untuk memperoleh sisa dari klaim asuransi tersebut yang direncanakan diterima pada semester pertama 2022. Obligor berperingkat idA memiliki kemampuan kuat dibanding obligor sejenis untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski begitu, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi dibanding obligor berperingkat lebih tinggi. 


Peringkat itu, mencerminkan biaya tunai (cash cost) perusahaan rendah, potensi pendapatan lebih tinggi dari proyek Acid Iron Metal (AIM), dan permintaan emas tinggi. Namun, peringkat itu dibatasi sumber daya tambang terbatas, risiko pengembangan proyek baru, struktur permodalan, proteksi arus kas moderat, dan eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas. 


Peringkat dapat naik kalau Merdeka Gold mampu meningkatkan profil tambang dengan memperbesar cadangan emas, tembaga, dan telah mengoperasikan proyek AIM secara penuh. itu juga harus diikuti dengan mempertahankan struktur permodalan konservatif, dan perlindungan arus kas kuat dengan tetap mempertahankan marjin profit baik. 


Peringkat dapat turun kalau perusahaan secara agresif membiayai belanja modal dari utang dengan nilai signifikan sehingga menyebabkan struktur permodalan menjadi lebih agresif tanpa disertai profil bisnis lebih kuat. Penurunan signifikan pada harga emas juga dapat menyebabkan penurunan peringkat, karena dapat berdampak negatif kepada profil keuangan. 


Dus, perusahaan mempunyai proyek jangka panjang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) yaitu proyek Tembaga Tujuh Bukit yang butuh belanja modal dalam jumlah signifikan. ”Kami belum memasukkan rencana belanja modal, dan potensi pendapatan dari proyek tersebut dalam proyeksi keuangan perusahaan,” imbuh Kresna. 


Merdeka Gold berdiri pada 2012 bergerak dalam kegiatan pertambangan. Saat ini, perusahaan memiliki dua proyek tambang pada Tujuh Bukit, Banyuwangi untuk pertambangan emas, dan Pulau Wetar, Maluku untuk pertambangan tembaga. Per 30 September 2021, pemegang saham perusahaan Saratoga Investama Sedaya 18,29 persen, Mitra Daya Mustika 12,87 persen, Garibaldi Thohir 8,86 persen, Suwarna Arta Mandiri 6,05 persen, Pemda Kabupaten Banyuwangi 4,25 persen dan lainnya, termasuk publik 49 persen. (*)