EmitenNews.com - PT Bank Tabungan Negara (BBTN) sukses melakukan transaksi penyelesaian aset berkualitas rendah atau Non-Performing Loan (NPL) dengan menggandeng PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) senilai hampir Rp900 miliar akhir tahun lalu. Menyusul sinergi itu, Bank BTN berhasil memangkas rasio NPL pada 2023 secara signifikan. 

Sukses Bank BTN menurunkan rasio NPL secara signifikan diprediksi analis membuat kinerja perseroan makin cemerlang, dan harga saham BTN makin menguat. Dan, tidak disangkal transaksi penjualan aset bermasalah secara masif (bulk asset sales) sangat positif bagi kinerja Bank BTN. 

”Itu akan meningkatkan Coverage NPL Bank BTN menjadi lebih sehat, dari kisaran 142 persen pada September 2023 menjadi sekitar 150 persen pada akhir tahun 2024,” tegas Andre Benas, Head of Research BCA Sekuritas, dikutip dalam risetnya di Jakarta, Minggu (1/7). 

Andre memberikan upgrade target price untuk Bank BTN menjadi Rp1.550 per lembar dari sebelumnya Rp1.400 per eksemplar, dan memberikan upgrade Buy terhadap saham Bank BTN. Penjualan aset bermasalah secara masif akan berdampak pada penurunan rasio NPL dan penurunan beban biaya CKPN Bank BTN pada tahun berjalan. 

Pada 2024, Bank BTN akan kembali melakukan inisiasi bulk asset sales dengan target penjualan aset Rp1 triliun. “Cost of credit (CoC) Bank BTN ditargetkan berada para range 1,1-1,4 persen pada 2024. Itu seiring dengan langkah manajemen meningkatkan rasio NPL coverage ke atas 160 persen pada 2025,” imbuh Andrey Wijaya, Analis RHB Sekuritas.

RHB Sekuritas menarget target price (TP) saham Bank BTN pada harga Rp1.650 per lembar. Harga tersebut mencerminkan 33 persen potensi kenaikan harga saham Bank BTN dibanding harga pada penutupan akhir tahun di kisaran Rp1.250 per saham. 

Sebelumnya, Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, telah menuntaskan transaksi penjualan aset berkualitas rendah atau NPL dengan pihak-pihak terkait pada akhir tahun lalu. Hasilnya, transaksi itu berhasil memangkas rasio NPL Bank BTN secara signifikan. 

”Penyelesaian itu, diharap dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN berdampak pada peningkatan kinerja perseroan. Melalui penyelesaian tersebut, kami optimistis dapat memperbaiki rasio NPL yang diharapkan dapat turut mendorong pertumbuhan bisnis perseroan,” tegas Nixon. 

Penuntasan NPL itu, merupakan wujud nyata sinergi BUMN sekaligus komitmen Bank BTN untuk senantiasa memperbaiki kualitas aset, sehingga Bank BTN dapat fokus menyediakan solusi kepemilikan rumah bagi masyarakat. “Upaya perbaikan kualitas aset di Bank BTN sejalan arah bisnis perseroan untuk aktif mendukung pemerintah meningkatkan penyediaan hunian layak melalui layanan pembiayaan perumahan terbaik,” ucapnya. 

Direktur Utama PPA Muhammad Teguh Wirahadikusumah mengungkapkan, PPA sebagai bagian dari Holding BUMN Danareksa berkomitmen untuk turut mendukung stabilitas perbankan nasional melalui solusi penyelesaian NPL. PPA sebagai arranger membantu BTN dalam melakukan penyelesaian NPL melalui uji tuntas yang saksama, komunikasi dengan para pemangku kepentingan terkait, dan mengedepankan manajemen risiko terukur. 

”Penyelesaian NPL Bank BTN itu, diharap dapat membuka peluang luas untuk bersinergi dengan industri perbankan, khususnya Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) maupun swasta, sehingga dapat memberikan nilai, dan kebermanfaatan bagi industri perbankan Indonesia,” tutup Teguh. 

Sebagai informasi, sinergi Bank BTN dengan PPA telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Dalam hal ini, PPA sudah berpengalaman dalam bisnis pengelolaan aset bermasalah di beberapa Bank swasta. (*)