EmitenNews.com—PEFINDO menegaskan peringkat idAAA untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI dan peringkat idAA(sy) untuk Sukuk Subordinasi Mudharabah BSM Tahun 2016. Prospek untuk peringkat kredit Perusahaan adalah stabil.


Peringkat tersebut terutama dipengaruhi oleh tingkat dukungan yang sangat kuat dari para pemegang saham mayoritasnya, sebagai tambahan terhadap profil kredit standalone Bank BSI yang mencerminkan posisi yang sangat kuat di segmen perbankan syariah, permodalan yang sangat kuat, dan likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang sangat kuat, namun sebagian dibatasi oleh tingkat persaingan yang ketat serta kondisi makroekonomi yang menantang.


Peringkat dapat diturunkan jika PEFINDO menilai ada penurunan dukungan induk yang material, yang dapat diindikasikan dari penurunan kepemilikan saham yang signifikan atau kontribusi Bank Syariah Indonesia ke induk yang menurun.


Bank BSI dibentuk pada Februari 2021 berdasarkan penggabungan usaha antara PT Bank BRI syariah Tbk, PT Bank BNI Syariah dan PT Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 30 September 2022 (9M2022), pemegang saham Bank BSI adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (50,83%), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (24,85%) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (17,25%), DPLK BRI Saham Syariah (0,87%), PT BNI Life Insurance (0,01%), PT Mandiri Sekuritas (0,00%) dan publik (6,20%). 


Bank BSI menjalankan bisnisnya didukung oleh lebih dari 18,657 karyawan, 1,301 kantor dan 2,518 ATM di seluruh Indonesia.


Obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh PEFINDO. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relatif terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior.


Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idAA(sy) hanya berbeda sedikit dengan peringkat tertinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah dibandingkan emiten Indonesia lainnya adalah sangat kuat.