EmitenNews.com - PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hingga kuartal III-2023 menderita rugi bersih Rp9,548 triliun tahun 2023, atau menyusut 53,2 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang menyentuh Rp20,321 triliun. Akibatnya, akumulasi kerugian menahun atau defisit kian menukik 8,4 persen dibanding akhir tahun 2022 menyentuh Rp128,17 triliun.
Padahal, pendapatan bersih naik 31,9 persen secara tahunan menjadi Rp10,51 triliun pada akhir September 2023. Penopangnya, imbalan jasa melonjak 42,6 persen menjadi Rp6,235 triliun. Senada, jasa pengiriman melambung t 52,9 persen menjadi Rp1,49 triliun. Bahkan pendapatan lain-lain melambung 30,4 persen menjadi Rp1,166 triliun. Tapi pendapatan imbalan iklan menyusut 6,4 persen menjadi Rp1,681 triliun.
Walau telah dapat menekan beban dan biaya 36,6 persen secara tahunan sisa Rp19,3 triliun pada akhir September 2023. Adapun pos yang mengalami perbaikan antara lain, beban penjualan dan pemasaran dipangkas 57,2 persen sisa Rp4,82 triliun. Lalu, beban umum dan administrasi diperas 46,6 persen sisa Rp4,605 triliun.
Namun emiten teknologi dengan jumlah saham terbanyak di bursa ini tetap mengalami rugi usaha Rp8,799 triiliun, atau menyusut 61,6 persen dibanding akhir September 2022.
Tetapi Direktur Keuangan GOTO, Jacky Lo menjelaskan, GOTO mencatat adanya perbaikan secara berturut-turut pada margin kontribusi dan EBITDA yang disesuaikan. Hal ini didorong oleh efisiensi beban operasional, dengan mengurangi redudansi serta pemanfaatan teknologi untuk menekan biaya. Kami terus melangkah menuju profitabilitas, di mana di kuartal ketiga ini unit bisnis On-Demand Services berhasil mencapai nilai positif untuk EBITDA yang disesuaikan, sebelum alokasi biaya korporasi.
“Kami melihat adanya kompetisi yang semakin ketat dan kemungkinan akan terus berlanjut. Perseroan akan merespons hal ini dengan prinsip kehati-hatian, seiring upaya kami menyeimbangkan pertumbuhan dengan profitabilitas,” terang dia dalam keterangan resmi, Senin (30/10/2023).
Ia bilang perseroan memiliki kas dan neraca yang solid, dengan kas, setara kas, dan deposito jangka pendek senilai Rp25,2 triliun pada tanggal 30 September 2023. Tingkat penggunaan bersih kas (Net Cash Burn) berkurang 76 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami memiliki modal lebih dari cukup untuk menjalankan kegiatan bisnisnya dan mengeksekusi rencana saat ini,” pungkas dia.
Advertorial
Related News
Lagi, Pengendali BMBL Tampung 4,7 Juta Saham, Ada Apa?
Butuh Dana, PGLI Lego Aset Tanah di Medan
Komut GPRA Mulai Serok Saham Rp92-93 per Lembar
GMTD Catat Laba Melonjak 262,1 Persen di Semester I
Bina Buana Raya (BBRM) Beli Kapal Anak Usaha USD6,5 Juta
SIG dan Pelindo Perkuat Sinergi Operasional Logistik di Pelabuhan