EmitenNews.com -Meski kinerja keuangan di paruh pertama 2023 masih merugi, namun emiten rumah sakit PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) masih optimis bukukan pertumbuhan pendapatan 30% hingga tutup tahun. “Secara omzet kami targetkan pendapatan sekitar Rp2,4 triliun atau 30 persen di atas pendapatan tahun lalu,” kata Chairman & Group CEO Mayapada Healthcare Group, Jonathan Tahir di Jakarta.

 

Disampaikannya, perseroan mengaku optimis dapat mencapai target seiring telah dilakukannya sederet strategi untuk mendongkrak angka pendapatan usaha SRAJ. Misalnya saja, SRAJ untuk membangun rumah sakit (RS) di Provinsi Bandung, Jawa Barat pada Maret lalu.  Dalam kesempatan yang sama, CFO Mayapada Healthcare Group Mark Lee Kristomo mengatakan, pembukaan cabang RS baru tersebut bahkan telah berhasil menjadi salah satu faktor yang menopang pertumbuhan pendapatan SRAJ pada semester I/2023.

 

Mark Lee menambahkan, strategi yang diterapkan perusahaan, pertama  dengan adanya pembukaan RS baru yang ada di Bandung pada Maret 2023 telah mendorong pendapatan dengan performance yang saat ini sudah jauh lebih baik.  Sementara itu, strategi lain yang juga telah dijalankan SRAJ adalah dengan menerbitkan obligasi atau surat utang pada 2022 untuk keperluan pendanaan renovasi cabang RS Mayapada di Tangerang.  

 

Di paruh pertama 2023, emiten pengelola rumah sakit Mayapada Hospital ini mencatatkan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk SRAJ membengkak 74% menjadi Rp41,95 miliar dibandingkan pada semester I/2022 sebesar Rp23,99 miliar. Pada saat bersamaan, pendapatan SRAJ justru tercatat melesat 24% yoy menjadi Rp1,12 triliun dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp900,17 miliar.  Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan perseroan juga ikut terkerek  28,82% yoy menjadi Rp815,47 miliar  dibanding periode tahun sebelumnya sebesar Rp633 miliar.  

 

Berdasarkan neraca, total aset Mayapada Hospital turun menjadi Rp5,65 triliun hingga 30 Juni 2023, dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,74 triliun.  Adapun, liabilitas perseroan turun menjadi Rp3,8 triliun dibandingkan pada semester I/2022 sebesar Rp3,85 juta. Ekuitas juga menyusut menjadi Rp1,85 triliun dibanding posisi Juni 2022 sebesar Rp1,89 triliun. 

 

Hingga saat ini, perseroan memiliki 6 rumah sakit yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Yakni, Mayapada Hospital Tangerang (MHTG), Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), Mayapada Hospital Bogor (MHBG). Kemudian, Mayapada Hospital Kuningan (MHKN), Mayapada Hospital Surabaya (MHSB), serta Mayapada Hospital Bandung (MHBD).

 

Tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,2 triliun. “Kurang lebih 50 persen capex sudah terserap. Sebagian besar capex terserap untuk pengembangan rumah sakit, baik rumah sakit yang sudah ada maupun untuk rumah sakit yang akan dibangun,”kata Arie Farisandi, Corporate Secretary Mayapada Healthcare Group.