EmitenNews.com - PT HK Metals Utama Tbk (HKMU), emiten yang bergerak di bidang manufaktur produk aluminium ekstrusi dan bahan bangunan, mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 234 miliar pada 2021 akibat pandemi Covid-19 dan lambatnya pemulihan pasar. Tahun ini, perseroan bakal menghadapi tantangan yang lebih berat.


Adapun pendapatan usaha HK Metals sepanjang 2021 turun 30% menjadi Rp 389,7 miliar dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 560 miliar. Penurunan tersebut dikontribusi antara lain oleh penjualan di segmen trading yang turun sebesar Rp 50 miliar atau 79% menjadi Rp 13,3 miliar. Kemudian, segmen baja ringan turun sebesar Rp 60 miliar atau 43% menjadi Rp 79,3 miliar, dan aluminium turun sebesar Rp 45,7 miliar atau 17% menjadi Rp 218 miliar.


Direktur dan Sekretaris Perusahaan HK Metals Jodi Pujiyono menjelaskan, kinerja yang dicapai perusahaan tahun 2021 secara garis besar masih belum dapat dioptimalkan. "Hal ini dapat dilihat dari turunnya total pendapatan, dimana upaya perusahaan dalam melakukan transformasi bisnis yang berfokus di manufaktur dan segmentasi pasar untuk penetrasi pada kategori yang lebih menguntungkan seperti customer project , industri, dan ekspor masih belum memberikan hasil yang diinginkan," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (24/2).


Secara nominal, menurut dia, laba kotor HKMU masih bertumbuh. Namun, secara persentase, masih jauh di bawah target perusahaan. "Untuk tahun 2022 kami hanya menargetkan mempertahankan margin laba kotor karena beberapa faktor eksternal yang memberatkan seperti Covid-19 varian Omicron yang mulai meluas pada kuartal I-2022 dan tren kenaikan harga komoditas yang sangat signifikan, ditambah pasar masih belum sepenuhnya pulih," tutur Jodi.


Adapun total aset HKMU tahun 2021 sebesar Rp 720 miliar, turun Rp 209 miliar atau 22% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 929 miliar. Penurunan terjadi pada aset lancar. Pada sisi liabilitas HKMU tahun 2021 tercatat sebesar Rp 491 miliar, naik Rp 26 miliar atau 6% dari tahun 2020 yang sebesar Rp 465 miliar.


Secara ekuitas, HKMU mencatat penurunan yang signifikan menjadi Rp 229 miliar pada 2021 akibat kerugian yang dibukukan, atau turun sebesar 22% dari Rp 464 miliar pada 2020. Hal ini diatribusikan dari nilai kerugian perusahaan sepanjang tahun 2021. "Manajemen sepenuhnya memahami bahwa kinerja tahun 2021 masih belum memuaskan," ujar Jodi.