EmitenNews.com -Perusahaan tambang milik orang terkaya di Indonesia, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) memperkirakan produksi yang lebih tinggi dibandingkan 2022 sebesar 42 juta hingga 48 juta MT dengan penjualan pada tingkat yang sama. Nantinya kenaikan lebih lanjut akan terjadi pada tahun 2024 dan tahun-tahun yang akan datang saat Bayan telah menyelesaikan jalan dari Proyek Tambang ke Sungai Mahakam dan fasilitas pemuat tongkang.

 

Saat ini perseroan akan meningkatkan Proyek Tambang hingga paling sedikit 60 mtpa, yang didukung oleh cadangan signifikan di proyek ini sekitar 1,7 miliar MT. Dengan begitu Bayan Resources dapat membukukan penjualan batubara jangka panjang yang saat ini berada di lebih dari 250 juta MT hingga tahun 2045, kata Direktur Bayan Resources, Russell Neil, di Jakarta, Kamis (27/4/2023).

 

Bayan Resources Tbk (BYAN) akan memaksimalkan terlebih dahulu tambang batubara yang dimilikinya saat ini sembari mulai mengamati  peluang tambang mineral dan energi baru terbarukan (EBT). Perseroan menyadari batubara sudah dianggap sebagai industri yang berada di senja kala akibat adanya transisi energi.

 

Meski tetap fokus dalam menggarap tambang emas hitamnya, Neil mengungkapkan pihaknya tidak menutup kemungkinan mulai melihat sektor lain seperti tambang nikel, emas, tembaga, energi baru terbarukan (EBT), dan lainnya. Meski begitu, dia menegaskan BYAN belum mengalokasikan investasi yang besar di sektor lain di luar batubara. 

 

Pada kesempatan yang sama, Jenny Quantero Direktur merangkap Corporate Secretary BYAN menjelaskan bahwa BYAN mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai USD220 juta hingga USD250 juta untuk sejumlah keperluan seperti untuk berbagai proyek perluasan tambang.

 

kegiatan eksplorasi dilanjutkan di Proyek Tabang dengan pengeboran yang dikonsentrasikan di konsesi Tiwa Abadi, Brian Anjat Sentosa, dan Bara Tabang. Selama tahun 2022, total 246 lubang bor dengan total 26.136 meter telah diselesaikan di konsesi tersebut. Pengeboran akan berlanjut hingga 2023.

 

Selain itu pihaknya juga melanjutkan eksplorasi di deposit FKP Barat yang berpotensi memperpanjang umur proyek TSA/FKP. Selama tahun lalu total 390 lubang bor dengan total 25.704 meter diselesaikan di area tersebut. Pengeboran akan berlanjut hingga 2023.

 

Tidak hanya itu, Bayan juga memulai pengeboran di konsesi GBP Blok 2 pada tahun 2022 dengan total 225 lubang bor dan 20.936 meter. BYAN juga berupaya untuk mengaktivasi kembali GBP Blok 2 pada 2023.

 

Capex juga digunakan termasuk untuk kelanjutan konstruksi jalan pengangkutan batubara baru sepanjang 101 km ke Sungai Mahakam dan fasilitas pemuatan tongkang baru di Sungai Mahakam,” jelasnya.