EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Senin (24/1) akan bergerak sideways cenderung negatif. Sejumlah sentimen negatif mulai mengguyur pasar. Misalnya, pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street, dan kabar mengenai dua korban jiwa omicron. 


Kondisi itu, akan mempengaruhi pandangan investor terhadap pasar hari ini. ”IHSG akan menyusuri rentang support 6.560, dan resisten  6.800,” tutur Alwin Rusli, Research Reliance Sekuritas, di Jakarta, Senin (24/1). 


IHSG membentuk All Time Hight dengan kuat, terbentuk candle pada rentang panjang. Kemarin, IHSG tutup tepat pada level resistance 6.726 yang terbentuk dari Fibonacci. Itu mengindikasikan potensi reversal. Beberapa saham berpotensi meroket yaitu MDKA, INCO, TBIG, ADRO, ARTO, BFIN, SIDO, BBCA, dan WIFI.


Akhir pekan lalu, IHSG berhasil menyentuh level all time high (ATH) dengan penguatan 1,5 persen menjadi 6.726,37. Ada indikasi marking the close. Di mana, pasar mendongkrak beberapa harga saham tertentu untuk mencapai tingkat indeks lebih tinggi. Sejumlah saham itu, BBCA, BBRI, dan TLKM, sebagai pemilik market cap terbesar di pasar. 


Sektor-sektor pendorong lompatan IHSG yaitu material dasar surplus 1,96 persen, energi menguat 1,92 persen, keuangan, dan teknologi melesat 1,41 persen). Investor asing membukukan net buy di pasar reguler Rp978,23 miliar dengan saham-saham paling banyak diburu yaitu BBCA, BMRI, TLKM.


Koreksi Wall Street menyusul laporan keuangan beberapa emiten-emiten, khususnya teknologi mengalami penurunan, akibat serangan pandemi Covid-19. Meski begitu, terjadi penurunan pada imbal hasil treasury AS cukup signifikan.


Sementara itu, bursa Asia pagi ini sudah menghuni zona merah. Nikkei melemah 0,7 persen, dan Kospi terkapar 1,2 persen, meski bursa Malaysia hanya minus 0,05 persen. Potensi pelemahan masih ada pada bursa Asia, akibat outlook ekonomi selama 2022. (*)