EmitenNews.com - Indeks saham Asia Jumat (17/12) pagi ini dibuka variatif (mixed) dengan kecenderungan melemah.


Pelemahan indeks saham Asia terjadi setelah indeks saham utama di Wall Street semalam ditutup turun dengan Nasdaq membukukan kinerja harian terburuk dalam 11 minggu terakhir.


Pada perdagangan Kamis (16/12) kemarin mayoritas indeks saham Asia ditutup naik didorong oleh spekulasi bahwa pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral AS (The Fed) akan membantu melawan laju inflasi yang tinggi tanpa menganggu pertumbuhan ekonomi.


Analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha menyebut investor menghindari saham sektor teknologi sebagai antisipasi kebijakan moneter yang lebih ketat tahun depan.


"Investor memantau keputusan yang diambil sejumlah bank sentral semalam," katanya.


Bank sentral Inggirs (BOE) menjadi bank sentral negara G7 pertama yang menaikkan suku bunga acuan, meskipun hanya 0,15% menjadi 0.25%. Bank sentral Norwegia (Norge Bank) juga menaikkan suku bunga acuan untuk kedua kali dalam 3 bulan terakhir. Sementara bank sentral Swiss (SNB) mempertahankan suku bunga di -0.75% meskipun nilai tukar mata uang Swiss Franc telah mencapai level tertingi dalam 6.5 tahun terakhir.


Bank sentral Eropa (ECB) memutuskan mengakhiri program darurat pembelian obligasi pada bulan Maret 2022 namun untuk sementara waktu akan menggandakan jumlah pembelian dalam paket Asset Purchase Programme (APP) yang senilai EUR1.85 triliun (USD2.1 triliun) untuk memuluskan transisi.


Dari sisi makroekonomi, investor mencerna rilis sejumlah data ekonomi AS. Data Initial Jobless Claims memperlihatkan bahwa jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran di AS mencapai 206.000 minggu lalu. Sedikit lebih tinggi dari eskpektasi 200,000 dan 188,000 pada minggu sebelumnya.


Di pasar perumahan, Housing Starts memperlihatkan jumlah proyek pembangunan perumahan yang baru dimulai naik 11.8% M/M di bulan November.


Data survei yang dilakukan IHS Markit memperlihatkan bahwa Purchasing Managers’ Index (PMI) di sektor Manufaktur AS turun ke level 57.8 di pertengahan bulan Desember. Terendah sejak Desember 2020, dari level 58.3 di akhir November.


Di sektor Jasa (Services), PMI turun ke level 57.5 pada pertengahan bulan Desember dari level 58 di akhir bulan November.


Untuk hari ini, Dustin memperkirakan investor menantikan pengumuman hasil rapat kebijakan bank sentral Jepang (BOJ) dengan ekspektasi tidak ada perubahan besar pada kebijakan moneter. Berikut data teknikal saham yang direkomendasikan.


TBIG
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 3,100
Target Price 1 : 3,240
Target Price 2 : 3,360
Stop Loss : 2,990


SAME
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 430
Target Price 1 : 454
Target Price 2 : 470
Stop Loss : 414


SPMA
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 630
Target Price 1 : 670
Target Price 2 : 735
Stop Loss : 600


APIC
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 1,060
Target Price 1 : 1,125
Target Price 2 : 1,165
Stop Loss : 1,025.(fj)