EmitenNews.com -Manajemen PT Anugerah Spareparts Sejahtera Tbk (AEGS) memproyeksikan, tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menjadi salah satu pemicu yang menyebabkan Perseroan tidak dapat mencapai sejumlah target kinerja keuangan di sepanjang 2023, lantaran terdapat sejumlah bahan baku dan produk filter yang harus dibeli melalui impor.


Direktur Utama AEGS, Oey Johan Sinatra Sumawi mengatakan, sebagai produsen filter kendaraan bermotor, Perseroan sedang berupaya menekan sejumlah biaya produksi di tengah depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Terlebih lagi, lanjut dia, gejolak kurs pada tahun ini setidaknya bakal mendorong laju inflasi yang pada gilirannya akan menekan daya beli masyarakat, termasuk pelemahan permintaan terhadap produk AEGS.


“Kami sebagai produsen dan pemilik merek dagang AEGIS, selama ini menggunakan sebagian bahan baku dan produk yang diperoleh melalui impor. Dengan adanya tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, maka kondisi ini akan membengkakkan biaya produksi dan otomatis menekan laba kami,” kata Johan dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Senin (6/11).


Lebih lanjut dia menjelaskan, kenaikan biaya produksi, beban operasi hingga biaya distribusi yang terkait dengan fluktuasi nilai tukar pada akhirnya akan menggerus pendapatan maupun laba bersih Perseroan. Sehingga, tegas Johan, kondisi tersebut akan mengganggu pencapaian sejumlah target kinerja keuangan AEGS untuk Tahun Buku 2023 yang sudah dicanangkan pada awal tahun ini.


Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan 1 November 2023 berada di level Rp15.946 per dolar AS, padahal di Februari 2023 masih sempat berada di level Rp14.600 per dolar AS. Diharapakan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan BI 7day Reverse Repo Rate dari 5,75 persen menjadi 6 persen pada 19 Oktober 2023 bisa menciptakan stabilitas nilai tukar rupiah.


Sebagaimana diketahui, AEGS yang berdiri sejak 2015 telah memproduksi dan memasarkan filter oli dan filter bahan bakar untuk mobil. Perseroan juga menjual dua jenis filter lain, yakni filter yang merupakan penyaring air intake di ruang mesin, serta filter kabin/filter AC mobil. Saat ini Perseroan memiliki titik distribusi eksisting yang ditangani oleh 1.100 distributor dan/atau reseller.


Sebelumnya menajemen AEGS memproyeksikan penjualan di sepanjang 2023 bisa mencapai Rp33 miliar atau setara dengan pertumbuhan 19,48 persen dibanding setahun sebelumnya yang sebesar Rp27,62 miliar. Sedangkan, laba bersih tahun ini sempat diproyeksikan melambung 66 persen menjadi Rp1,37 miliar dari capaian di Tahun Buku 2022 senilai Rp825,88 juta.


Johan mengungkapkan, nilai penjualan di Tahun Buku 2023 diperkirakan hanya akan sekitar Rp20 miliar, sehingga target laba bersih pada tahun ini yang sebesar Rp1,37 miliar juga akan sulit tercapai. “Namun kami berharap agar nilai tukar rupiah bisa segera stabil, sehingga hal ini tidak menyulitkan pelaku usaha dalam melakukan perencanaan bisnis,” ucapnya.