Tertekan Yield Obligasi AS, Rupiah Pagi Ini Melemah 42 Basis Poin
EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah pada perdagangan di awal pekan ini melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan nilai tukar rupiah hari ini diprediksi tertekan oleh menguatnya dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi di negara itu.
Pada awal perdagangan Senin (15/5/2023), rupiah yang ditransaksikan antarbank menurun 0,28 persen ke posisi 14.792 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.750 per dolar AS.
"Hal ini disebabkan setelah data sentimen konsumen AS menunjukkan kenaikan pada ekspektasi inflasi jangka panjang," kata Analisis DCFX Lukman Leong dikutip dari Antara.
Selain itu, kata dia, pernyataan hawkish dari Anggota Dewan Gubernur Fed Michelle Bowman yang merasa kenaikan suku bunga diperlukan lebih lanjut oleh The Fed menjadi faktor lain dari kelemahan rupiah.
Menurut Lukman, rupiah berpotensi membatasi pelemahan apabila data neraca perdagangan yang akan dirilis siang ini lebih baik dari perkiraan, atau minimal sesuai dengan ekspektasi untuk melanjutkan rekor surplus berkelanjutan.
"Perkiraan (pergerakan) rupiah di kisaran 14.700 per dolar AS hingga 14.800 per dolar AS," ujarnya.(*)
Related News
Beruntun 65 Bulan, BPS Catat Surplus Neraca Perdagangan Indonesia
OJK Pastikan Patriot Bond Bisa Jadi Agunan Kredit, Cek Persyaratannya
Permintaan Domestik Terus Menguat, PMI Manufaktur Oktober Naik ke 51,2
Nilai Ekonomi Digital Indonesia Diproyeksikan USD360 Miliar di 2030
Harga Emas Antam Senin ini Turun Rp12.000 per Gram
Kemenperin Benarkan Banjir Impor pada Produk Hilir Tekstil





