EmitenNews.com - Emiten pengelola gerai minuman Teguk, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK), bersiap memperluas portofolio bisnisnya ke sektor daging beku (frozen meat) dan pengolahan makanan (food processing).

Dalam keterbukaan informasi yang diterbitkan pada 25 Oktober 2025, Teguk mengumumkan rencana perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar untuk menambah kegiatan usaha baru di bidang perdagangan besar daging sapi dan ayam, serta industri pengolahan dan pengawetan produk daging dan makanan olahan.

“Perseroan berencana menambahkan kegiatan usaha di bidang frozen meat dan food processing sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan penguatan rantai nilai bisnis di sektor makanan olahan,” tulis Herman Tansri Direktur Utama TGUK.

Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), kegiatan baru Teguk mencakup:

Perdagangan Besar Daging Sapi dan Daging Sapi Olahan (KBLI 46321).

Perdagangan Besar Daging Ayam dan Daging Ayam Olahan (KBLI 46322).

Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas (KBLI 10130).

Industri Makanan dan Masakan Olahan (KBLI 10750).

Selain itu, Teguk juga menambah Perdagangan Besar Makanan dan Minuman Lainnya (KBLI 46339).

Manajemen menilai, peluang bisnis di sektor daging beku dan pengolahan makanan di Indonesia masih sangat besar.

“Bisnis frozen meat dan food processing di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang kuat, didorong oleh urbanisasi, meningkatnya jumlah pekerja perkotaan, serta tingginya permintaan terhadap produk siap saji dan sumber protein hewani,” ujar Tansri.

Untuk mendukung ekspansi tersebut, Teguk akan mengalihkan dana Rp42,93 miliar dari hasil pengembalian rencana pengembangan gerai menjadi modal kerja bisnis baru frozen meat dan food processing. Dana ini merupakan bagian dari hasil penawaran umum perdana (IPO) yang dilakukan pada Juli 2023.

Perseroan menjadwalkan kegiatan usaha baru di bidang daging beku dan pengolahan makanan mulai beroperasi pada November 2025.

“Pada tahap awal, kegiatan usaha food processing akan dijalankan melalui jasa kontrak produksi (maklon) dengan pihak ketiga, hingga seluruh kebutuhan investasi untuk produksi mandiri rampung,” tulis manajemen.

Sebagai bagian dari tahapan regulasi, Teguk akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 2 Desember 2025 di BSD City, Tangerang. Agenda rapat mencakup persetujuan atas penambahan kegiatan usaha dan perubahan penggunaan dana hasil IPO.

Sebagai informasi Visionary Capital Global — perusahaan investasi yang berasal dari Singapura didirikan khusus untuk mengambil alih kendali atas TGUK dari pemilik saham pengendali saat ini, PT Dinasti Kreatif Indonesia.

" Calon pengendali baru akan menambahkan lini bisnis frozen food yang diharapkan dapat mensinergikan usaha perseroan di bidang food and beverages dan frozen food, dengan tujuan memperbaiki kondisi keuangan perseroan,” tulis Corporate Secretary TGUK dalam menjawab surat BEI No.: S-05110/BEI.PP3/05-2025 tanggal 23 Mei 2025.

Namun, untuk penawaran tender wajib (Mandatory Tender Offer), Visionary Capital telah menetapkan harga sebesar Rp66 per saham, berdasarkan harga rata-rata tertinggi dalam 90 hari terakhir," jelasnya.

Pasca akuisisi, Visionary Capital merancang serangkaian strategi ekspansi jangka menengah, antara lain:

Penambahan lini usaha penjualan frozen food;

Akuisisi perusahaan frozen food senilai indikasi hingga Rp500 miliar;

PMHMETD (rights issue) untuk penguatan struktur permodalan;

Penyelesaian kewajiban terhadap vendor;

Penguatan kinerja lini food and beverages yang sudah berjalan.

Struktur pemegang saham TGUK akan berubah signifikan, dengan masuknya  Visionary Capital formasinya jadi pemegang 59,34% dari kepemilikan sebelumnya PT Dinasti Kreatif Indonesia, yang nantinya PT Dinasti Kreatif Indonesia hanya mempunyai porsi TGUK sebesar 10% saja.

TGUK pada 26 Mei 2025 perdagangan sahamnya dihentikan sementara oleh BEI terkait lonjakan harga.

PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK) menunjukkan performa impresif di pasar saham setelah sempat berada di level terendah pada pertengahan Maret 2025.

Setelah menyentuh harga gocap (Rp50), saham emiten pengelola gerai minuman Teguk itu mencatat rebound signifikan dan reli tajam sejak awal Mei 2025, dengan kenaikan harga lebih dari 100% atau tepatnya 174% hingga mencapai sekitar Rp87 per saham.