EmitenNews.com - Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari 2022 sebanyak 143.744 kunjungan atau terkontraksi sebesar -12,2% mom. Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan sektor pariwisata dan perhotelan masih terbatas.


"Prospek sektor pariwisata ke depan sangat ditentukan oleh keberhasilan penanganan pandemi Covid-19. Termasuk akselerasi program vaksinasi nasional, tingkat keyakinan konsumen, dan kecepatan pemulihan ekonomi ke depan," tulis kajian ekonomi dan pasar Bank Mandiri yang diterima Jumat (4/3).


Tim riset Bank Mandiri memperkirakan recovery di sektor pariwisata saat ini masih akan mengandalkan kunjungan wisatawan domestik yang jumlahnya juga terbatas dan untuk daerah tujuan wisata tertentu saja.


"Hal ini mengacu pada proyeksi International Air Transport Association (IATA), yaitu bahwa arus penumpang maskapai penerbangan global diperkirakan baru akan pulih pada tahun 2024," jelasnya.


BPS menyebut kasus Covid-19 Omicron yang meningkat dan pengaruh faktor musiman setelah libur akhir tahun menjadi penyebab turunnya jumlah kunjungan wisman ke Indonesia.


Namun jika dibandingkan dengan Januari 2021, jumlah kunjungan wisman telah tumbuh positif, yaitu meningkat sebesar 13,6% yoy. Sebagai tambahan, jumlah kunjungan wisman ke Bali hingga saat ini masih sangat terbatas dimana sektor pariwisata Bali masih mengandalkan wisatawan domestik.


Kedatangan wisman melalui pintu masuk udara tumbuh tertinggi secara tahunan. Dari tiga jenis pintu masuk yakni udara, darat, dan laut, dibandingkan posisi Januari 2021, pintu masuk udara tumbuh sebesar 740,8% yoy, diikuti pintu masuk darat sebesar 8,4% yoy, sedangkan pintu masuk laut masih terkontraksi sebesar -7,6% yoy.


Lebih detail lagi, kenaikan tajam tercatat di Bandara Soekarno-Hatta (Banten) sebesar 1.036,8% yoy dari 1.238 menjadi 14.073 kunjungan. Sementara dibandingkan bulan sebelumnya, semua pintu masuk kedatangan wisman mengalami kontraksi dengan penurunan terdalam pada pintu masuk udara (-18,2% mom), diikuti pintu masuk darat (-11,5% mom), dan pintu masuk laut (-11,3% mom).


Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia sebesar 42,43% pada Januari 2022. Angka TPK hotel berbintang tersebut lebih rendah dibandingkan posisi Desember 2021 yang sebesar 51,57%, namun lebih tinggi dibandingkan Januari 2021 yang sebesar 30,35%.


TPK tertinggi pada Januari 2022 tercatat di Kalimantan Timur sebesar 60,78%, diikuti DIY sebesar 59,90% dan DKI Jakarta sebesar 52,26%. Sementara itu, TPK terendah terdapat di Sulawesi Barat sebesar 11,86%. Sebagai tambahan, TPK hotel berbintang di Bali pada Januari 2022 sebesar 20,71%. Berdasarkan bintang, hotel bintang 2 mencatat TPK tertinggi (43,98%), diikuti hotel bintang 4 (43,89%), dan hotel bintang 5 (43,49%). Sementara, TPK hotel non-bintang tercatat sebesar 20,02%.