Tanur Reverberatory menggunakan bahan bakar minyak dengan reduktor batu bara jenis antrasit yang lebih banyak dan membutuhkan biaya yang relatif besar.
Untuk mampu bersaing dengan industri pertambangan timah dunia, perseroan harus menekan biaya produksi sehingga penggunaan teknologi menjadi hal yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan ke depan.
Abdullah Umar berharap TSL Ausmelt Furnace mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40 persen dengan kapasitas produksi 40.000 ton timah kasar per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.
Related News

Banyak Investor Konversi Waran jadi Saham Harta Djaya Karya (MEJA)

PEFINDO Pertahankan Peringkat Obligasi Prajogo Pangestu (TPIA)

Bank Oke (DNAR) Setujui Lepas Saham Treasuri

Empat Saham Keluar dari FCA, Dua Melejit ARA!

BEI Lepas 4 Saham Terbang, 2 Ngegas ARA!

BEI Akhirnya Kunci 3 Saham Meroket, Satu Emiten Grup Bakrie