EmitenNews.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PPUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) bersama telah menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Simpang Indralaya - Prabumulih sepanjang 64,5 km. Jalan tol hasil kerjasama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT)tersebut merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTSS) di Sulawesi Selatan (Sulsel).


Direktur Jalam Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga Triono Junoasmono mengatakan, JTTS sepanjang 2.968 kilometer (km) telah beroperasi sepanjang 822 km, sedangkan 337 km sedang tahap konstruksi, dan ditargetkan selesai paling lambat akhir tahun 2024.


"Sisanya masih ada pekerjaan sepanjang 1.827 km, dan bisa kita laksanakan setelah tahun 2024," katanya saat mendampingi Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, Jumat (8/9/2023).


Menurut Triono, Jalan Tol yang dikelola PT Hutama Karya (Persero) telah beroperasi tanpa tarif sejak 30 Agustus 2023 dan siap diresmikan," keberadaan tol ini selain dapat memacu pertumbuhan ekonomi, juga dapat memangkas waktu kurang lebih 1 jam dari Palembang menuju Prabumulih. Apabila melewati jalan arteri bisa mencapai 2 jam lebih," terangnya.


Jalan Tol Indralaya - Prabumulih merupakan bagian dari pembangunan Jalan Tol Simpang Indralaya - Muara Enim dengan total panjang mencapai sekitar 119 Km dan terbagi menjadi 2 Seksi, dimana untuk Seksi 1 Simpang Indralaya - Prabumulih sepanjang 64,5 Km, dan Seksi 2 Prabumulih - Muara Enim sepanjang 54,5 Km.


Jalan tol ini melewati wilayah Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim, dan Kota Prabumulih yang dilengkapi 2 Simpang Susun,1 Gerbang Tol, dan 2 TIP (Rest Area) Tipe A. Secara keseluruhan, jalan tol yang dirancang dengan kecepatan 100 km per jam dilengkapi dengan 2 simpang susun, dan 18 jembatan.


Wakil Ketua Komisi V DPR RI juga Ketua Tim Kunker Roberth Rouw menyampaikan, kualitas Jalan Tol Indralaya - Prabumulih sudah cukup baik. Hanya saja, masih banyak masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yang dilewati oleh jalan tol tersebut belum bisa menikmati dampak pembangunan dari adanya jalan bebas hambatan itu.


Hal itu karena masih minimnya jumlah akses pintu keluar tol (exit toll) yang ada. Untuk itu kami minta supaya hal ini menjadi perhatian," ujarnya.(*)