Tower Bersama (TBIG) Jajakan Obligasi Rp1,5 T, Simak Alokasinya

Industri tower telekomunikasi berkembang pesat menyusul pemakaian data terus meningkat. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Tower Bersama Infrastructure (TBIG) telah menuntaskan penerbitan obligasi Rp1,5 triliun. Dana tersebut sebagian untuk menutupi utang lama. Surat utang itu, terdiri dari obligasi TBIG VII Tahap I senilai Rp750 miliar dalam dua seri. Pertama, senilai Rp201 miliar dengan tingkat bunga tetap 6,75 persen bertenor 3 tahun.
Kedua, senilai Rp549 miliar dengan tingkat bunga tetap 7 persen berjangka 5 tahun. Obligasi TBIG VII Tahap I setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari perseroan, dan memiliki pembayaran bunga setiap kuartal.
”Penggunaan dana setelah dikurangi biaya penerbitan, akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial khususnya pelunasan Obligasi Berkelanjutan V Tahap IV Tahun 2022 Seri B yang akan jatuh tempo pada Agustus 2025, dan sisanya untuk pembayaran pinjaman rupiah,” tegas Helmy Yusman Santoso, CFO Tower Bersama.
Saat bersamaan, telah menerbitkan sukuk Ijarah I Tahap I sebesar Rp750 miliar dalam dua seri. Pertama, senilai Rp80,52 miliar jumlah sisa imbalan ijarah dengan cicilan imbalan ijarah per tahun Rp5,435 miliar hingga jatuh tempo 3 tahun.
Kedua, senilai Rp669,48 miliar jumlah sisa imbalan ijarah dengan cicilan imbalan ijarah per tahun Rp46,864 miliar berjangka waktu 5 tahun. Obligasi TBIG VII Tahap I, dan Sukuk Ijarah I Tahap I akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Juli 2025.
Per 31 Maret 2025, total pinjaman (debt) perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US dolar telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya sebesar Rp28,97 triliun, dan total pinjaman senior (gross senior debt) Rp4,32 triliun. Dengan saldo kas mencapai Rp550 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp28,42 triliun, dan pinjaman bersih senior (net senior debt) menjadi Rp3,77 triliun.
Menggunakan EBITDA kuartal pertama 2024 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA 4,8x, dan rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA 0,6x. “Meski telah aktif di pasar obligasi konvensional rupiah, kami memperkenalkan program Sukuk perdana senilai Rp8 triliun. Ini menandakan penambahan signifikan dalam instrumen pembiayaan rupiah. Kami berencana terus mengakses pasar obligasi rupiah melalui program Rp20 triliun, dan program Sukuk Rp8 triliun,” ucap Helmy. (*)
Related News

IMAS Jadi Distributor Pesaing Rolls-Royce, Simak Detailnya

Perkuat Posisi, Broker Boy Thohir (TRIM) Borong 80 Juta Saham ENRG

Entitas Usaha Hadapi PKPU, Ini Tindakan Wijaya Karya (WIKA)

Mundur! Ini Jadwal Terbaru Stock Split CUAN 1:10

Jelang Sidang PKPU, WSKT Ungkap Fakta Ini

Caraka Lego 450 Juta Helai, Saham PTRO Melejit Signifikan