EmitenNews.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 41,2 triliun di sepanjang tahun 2022 atau tumbuh 46,89% dari tahun 2021 yang mencapai sebesar Rp 28,02 triliun.

 

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan  menjelaskan kinerja yang solid ini tak terlepas dari kondisi makroekonomi yang membaik. Lalu didukung oleh kebijakan strategis pemerintah dan regulator dalam menjaga stabilitas perekonomian.

 

“Sepanjang 2022, Bank Mandiri telah secara aktif menggarap segmen digital banking untuk mendukung transformasi digital sebagai bisnis yang berkelanjutan dengan menangkap peluang di seluruh sektor dan segmen potensial,” ujarnya secara virtual pada Selasa (31/1).

 

Dijelaskan, pertumbuhan laba bersih tersebut turut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat, hingga akhir 2022, kredit secara konsolidasi perseroan mampu tumbuh positif sebesar 14,48% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 1.050,15 triliun menjadi Rp 1.202,2 triliun.  



Melihat pencapaian tersebut, Bank Mandiri optimis pertumbuhan kredit di tahun 2023 mampu tumbuh di kisaran 10%-12% secara YoY. Tentunya, dengan tetap menekankan sisi kualitas, yakni fokus pada sektor-sektor yang prospektif, resilient, dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.

 

“Selain dari perspektif sektoral, kami juga terus mengoptimalkan bisnis turunan dari ekosistem nasabah wholesale dan sektor unggulan di masing-masing wilayah,”terang Darmawan.

 

Dari pencapaian kredit itu, total aset Bank Mandiri secara konsolidasi pun berhasil menyentuh Rp 1.992,6 triliun atau tumbuh 15,5% secara tahunan. Total aset tersebut juga menjadi rekor terbesar sepanjang sejarah perseroan.

 

Pencapaian kredit Bank Mandiri tahun lalu pun melampaui pertumbuhan kredit secara industri sebesar 11,35% di tahun 2022 lalu. Bila dirinci berdasarkan segmennya, kredit Bank Mandiri didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp 414,1 triliun, pada akhir 2022, tumbuh 11,8% dari periode tahun sebelumnya Rp 370,2 triliun.

 

Kinerja intermediasi itu diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan secara bank only. Per akhir 2022, rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil menurun sebesar 93 basis poin (bps) secara YoY ke level 1,88%.