EmitenNews.com - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) resmi menuntaskan penjualan bisnis es krim kepada PT The Magnum Ice Cream Indonesia pada 8 Desember 2025. Transaksi ini menjadi langkah strategis besar yang sudah disiapkan sejak penandatanganan Perjanjian Pengalihan Bisnis pada 22 November 2024. Baik UNVR maupun PT The Magnum Ice Cream Indonesia sama-sama berada di bawah Unilever PLC, sehingga transaksi dilakukan sebagai pengalihan aset antar entitas afiliasi.

Corporate Secretary UNVR, Padwestiana Kristanti, dalam laporan keterbukaan informasi menjelaskan bahwa aksi korporasi ini telah memperoleh restu pemegang saham, termasuk pemegang saham independen, melalui RUPSLB dan RUPS Independen pada 14 Januari 2025.

Sebagai informasi, UNVR telah mengumumkan rencana penjualan bisnis es krim melalui saluran keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Januari 2025.
Disebutkan bahwa nilai transaksi mencapai Rp7 triliun, lebih tinggi dibandingkan hasil penilaian independen KJPP SRR yang menaksir nilai pasar wajar bisnis tersebut sebesar Rp6,574 triliun. Nilai tersebut juga setara dengan seratus empat persen dari ekuitas UNVR yang tercatat Rp3,436 triliun per 30 September 2024.

UNVR menyebut penjualan bisnis es krim memberikan ruang bagi perusahaan untuk memperkuat fundamental keuangan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

"Dalam waktu dekat, hasil bersih penjualan akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai," tulis manajemen UNVR dalam keterbukaan informasi tersebut.

Alasan dan tujuan transaksi

Manajemen UNVR mengutarakan, dalam horizon jangka panjang, fokus Perseroan akan diarahkan kembali pada lini bisnis inti yang dinilai lebih strategis dan relevan dengan arah pertumbuhan perusahaan. Melepaskan bisnis es krim akan membantu UNVR mengurangi eksposur terhadap risiko biaya operasional serta kebutuhan belanja modal yang relatif tinggi.

Diungkapkan juga bahwa meski menjadi pemimpin pasar, kinerja bisnis es krim tersebut terus mengalami tekanan dalam lima tahun terakhir. Sepanjang 2019 hingga 2023, pendapatan es krim justru mencatat penurunan dengan pertumbuhan tahunan majemuk minus dua persen.

Marjin laba bersih juga turun dari sebelas koma satu persen pada 2019 menjadi tujuh koma dua persen pada 2023, terutama akibat menyusutnya marjin kotor. Pangsa pasar es krim UNVR pun bergerak turun dari 69 koma 2 persen pada 2019 menjadi 61 koma 9 persen hingga September 2024.

Selain itu, bisnis es krim membutuhkan belanja modal sekitar delapan persen dari penjualan dalam lima tahun terakhir, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata belanja modal keseluruhan UNVR yang hanya sekitar tiga persen.

Dengan karakteristik tersebut, manajemen meyakini bahwa bisnis es krim akan memiliki peluang pertumbuhan lebih besar jika berada dalam struktur kepemilikan yang berbeda dan dikelola oleh entitas yang lebih fokus pada segmen tersebut.