EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street menyudahi perdagangan pekan lalu mayoritas melemah tipis. Itu setelah di awal sesi sempat melemah lebih dari satu persen. Saham sektor teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) berbalik menguat menjadi penopang utama. Sekaligus mengantarkan Nasdaq ke zona hijau. 

Saham Nvidia menguat 1,77 persen, dan Oracle melejit 2,43 persen. Peluang pemangkasan suku bunga acuan Desember 2025 makin kecil. Maklum, government shutdont menyebabkan tidak ada rilis data ekonomi penting menjadi sentimen cukup negatif bagi perkembangan pasar. 

Berdasar data CME FedWatch Tool, saat ini probabilitas pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed kurang dari 50 persen, turun signifikan dari awal pekan sebesar 62,9 persen, dan sebulan lalu 95,5 persen. Koreksi mayoritas indeks bursa Wall Street, dan harga emas anjlok diprediksi menjadi sentimen negatif pasar.

Sementara itu, lompatan harga komoditas energi yaitu minyak mentah, dan batu bara berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah dengan kisaran support 8.320-8.270, dan resistance 8.420-8.470.

Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham andalan berikut. Yaitu, Goto Group (GOTO), Timah (TINS), Telkom Indonesia (TLKM), Astra International (ASII), Unilever Indonesia (UNVR), dan Indocement (INTP). (*)