Wall Street Menyala, IHSG Susuri Zona Merah

Petugas kebersihan menyisir teras depan area Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kompak ditutup menguat. Kondisi itu, mengantarkan S&P 500 untuk kali pertama berada di atas level 6.700. Itu dipicu optimisme investor kalau penutupan pemerintahan federal alias government shutdown akan berjalan singkat, dan tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian Amerika Serikat.
Penghentian sementara pemerintahan federal itu, terjadi setelah mayoritas Senat partai Republik gagal meloloskan anggaran belanja sementara agar pemerintahan federal tetap berjalan. Partai Demokrat memanfaatkan situasi tersebut untuk memperjuangkan perpanjangan kredit pajak kesehatan bagi jutaan warga Amerika Serikat.
Sementara itu, Badan Anggaran Non Partisan Konggres memperkirakan penutupan pemerintahan federal tersebut akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja sementara 750 ribu pekerja federal. Lompatan Wall Street, dan harga emas, timah, tembaga, dan CPO dipredikasi menjadi sentimen positif pasar.
Di sisi lain, aksi jual investor asing terutama saham perbankan big cap berpeluang menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah dengan kisaran support 8.005-7.965, dan resistance 8.080-8.120.
Menilik data dan fakta tersebut Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan para investor untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Bank BTPN Syariah (BTPS), J Resources Asia (PSAB), Archi Indonesia (ARCI), Hartadinata (HRTA), Aneka Tambang (ANTM), dan Berito Pacific (BRPT). (*)
Related News

Cenderung Koreksi, IHSG Uji Level 8.020

Market Konsolidatif, Borong Saham BBRI, PANI, dan ISAT

2 Katalis Ini Wajib Dimiliki Jika Indonesia Ingin Jadi Hub Aset Kripto

Bakal Hasilkan BBM Setara Euro 5, RDMP Balikpapan Siap Uji Operasi

IHSG Ditutup Rebound ke 8.071, Disokong Saham Konsumer & Teknologi

Ada GP Indonesia, Kebutuhan Avtur Diprediksi Meningkat 54 Persen