EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kemarin ditutup melemah. Itu dipicu sentimen negatif aksi tekanan jual masif terhadap criptocurrency. Selain itu, aksi ambil untung terhadap beberapa saham emiten kecerdasan buatan (AI) juga turut menjadi tambahan katalis negatif pasar.

Bitcoin sebagai salah satu criptocurrency unggulan mengalami pelemahan hingga 6 persen, dan diperdagangkan di bawah level USD86 ribu. Pada bulan lalu untuk kali pertama sejak April 2025, Bitcoin dipergangkan di bawah level USD90 ribu, dan mengalami kesulitan untuk kembali ke atas level tersebut. 

Seiring dengan pelemahan criptocurency, saham emiten berhubungan atau memiliki aset Criptocurrency seperti Coinbase anjlok 4,76 persen, dan Strategy terkoreksi 3,25 persen. Sementara itu, saham emiten kecerdasan buatan macam Broadcom susut 4,19 persen, dan Supermicro Computer terkikis 1,30 persen.

Koreksi indeks bursa Wall Street diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Sebaliknya, lompatan harga beberapa komoditas, dan aksi jual investor asing reda, berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat.

Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 2 Desember 2025, indeks akan menyusuri kisaran support 8.485-8.421, dan resistance 8.615-8.675. Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor mengoleksi saham Goto Group (GOTO), Telkom (TLKM), Archi (ARCI), Bumi Resources Minerals (BRMS), J Resources (PSAB), dan Hartadinata (HRTA). (*)