EmitenNews.com - Mengawali perdagangan di tahun 2022, indeks saham di Asia pagi ini Senin (3/1) dibuka naik setelah pada akhir pekan lalu indek saham utama di Wall Street ditutup melemah namun mencatatkan kenaikan tajam di tahun 2021.


Indeks saham S&P 500 mencatatkan kenaikan 26.95% tahun lalu, atau jika termasuk pembayaran dividen, 28.7%. Sehingga S&P 500 telah membukukan kenaikan double-digit selama tiga tahun beruntun. Secara kumulatif, imbal hasil keseluruhan (Total Return) S&P 500 menembus lebih dari 100% dalam tiga tahun terakhir ini.


Sepanjang 2021, indeks saham S&P 500 berhasil memecahkan rekor level penutupan tertingginya sebanyak 70 kali. "Ini rekor terbanyak pasca Peraing Dunia II sejak tahun 1954 dimana ketika itu S&P 500 memecahkan rekor level penutupan tertingginya sebanyak 77 kali," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.


Indeks NASDAQ tahun lalu tumbuh 21.4% sementara DJIA naik 18.7%.


Di pasar komoditas harga emas justru mencatatkan penurunan tahunan terbesar sejak 2015, tertekan oleh apresiasi nilai tukar USD. Harga emas terpangkas 4% di 2021 karena prospek pemulihan ekonomi global mendorong investor memburu aset-aset berisiko tinggi.


Harga minyak mentah dunia mencatatkan kenaikan tahunan terbesar sejak paling tidak 2009 didorong oleh pemulihan ekonomi global dari pandemik Covid-19 dan pembatasan pasokan oleh negara-negara produsen.


Harga minyak mentah jenis Brent melonjak 50.5%, terbesar sejak 2016 sementara harga minyak mentah jenis WTI terbang 55.5%, tertinggi sejak 2009 ketika harga meroket 70%.


"Dari sisi makroeknomi, pagi ini investor mencerna rilis data pertumbuhan ekonomi (PDB) Singapura yang tumbuh 5.9% Y/Y di 4Q21, lebih baik dari ekspektasi, 5.4% Y/Y," kata Dustin.


Tahun 2021 ekonomi Singapura tumbuh 7.2%, tercepat sejak 2010 dan sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi versi Pemerintah Singapura yang sebesar 7%.


Data IHS Markit Manufacturing PMI Korea Selatan naik ke level 51.9 di bulan Desember. Tertinggi dalam tiga bulan terakhir dari level 50 pada bulan sebelumnya, memperpanjang trend ekspansi mejadi 15 bulan beruntun.


Dari dalam negeri, Phillip Sekuritas memperkirakan investor hari ini menantikan rilis data inflasi data Manufacturing PMI bulan Desember. Berikut data teknikal saham yang direkomendasikan.


PMMP
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 462
Target Price 1 : 500
Target Price 2 : 510
Stop Loss : 445


ESSA
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 500
Target Price 1 : 575
Target Price 2 : 645
Stop Loss : 484


SKRN
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 875
Target Price 1 : 940
Target Price 2 : 1,000
Stop Loss : 840.(fj)