“Dari nominal tersebut, sebesar Rp669,1 triliun disalurkan ke sektor UMKM, dan Rp81,8 triliun disalurkan ke sektor Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL),” tambah Sunarso.

 

Dari sisi environmental untuk mengatasi perubahan iklim, saat ini BRI memiliki flagship program BRI Menanam. Program BRI Menanam ini memberikan bibit tanaman produktif (seperti bibit pohon mangga, durian, alpukat, jambu, jeruk, dan sebagainya) saat nasabah mencairkan kreditnya. Hingga akhir 2023, program BRI Menanam telah berhasil menanam 1,9 juta bibit diseluruh Indonesia, dengan estimasi penyerapan CO2e sebesar 875.013 kgCO2e.

 

Di samping itu, dalam hal pengelolaan emisi dari operasional perusahaan, Sunarso menjelaskan bahwa BRI telah mengadopsi global standard SBTi (Science-Based Target initiatives). Ini dilakukan dengan mengimplementasikan inisiatif yang secara langsung dapat menurunkan emisi yang dihasilkan dari kegiatan operasional maupun bisnis perusahaan. Di antaranya, penggunaan kendaraan listrik, pemasangan solar panel, penggunaan teknologi lain yang rendah emisi.

 

“BRI berkomitmen terus mendorong ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UMKM dengan ditopang oleh kapabilitas teknologi yang handal, serta berlandaskan asas-asas keberlanjutan baik dalam aspek bisnis maupun operasionalnya untuk memberikan kontribusi value beyond profit,” ungkap Sunarso.

 

Menutup sharing-nya, Sunarso kembali menegaskan bahwa visi, strategi, dan yang dikerjakan BRI telah sejalan dengan agenda prioritas yang menjadi concern internasional pada World Economic Forum. ***