EmitenNews.com—Untuk periode sembilan bulan pertama tahun 2022 kinerja keuangan BUMn karya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) belum begitu gemilang, hal itu dapat dilihat dari rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp27,96 miliar. Pos ini berbanding terbalik dengan periode kuartal III 2021 yang masih mencatat laba Rp107,36 miliar.


Merujuk data laporan keuangan WIKA yang di kutip, Senin (14/11/2022) tertara sebenarnya pendapatan bersih WIKA di kuartal III 2022 naik 9,81 persen jadi Rp12,79 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp11,64 triliun.


Seiring dengan itu, beban pokok pendapatan juga naik jadi Rp11,69 triliun dari Rp10,67 triliun. Sehingga laba kotor naik menjadi Rp1,10 triliun dari Rp974,43 miliar.


Adapun pada periode itu catatan beban yang ditanggung oleh WIKA adalah beban penjualan Rp3,09 miliar, beban umum dan administrasi Rp561,74 miliar, beban lain-lain Rp608,42 miliar.


Perseroan juga menanggung beban dari pendanaan Rp815,23 miliar, beban pajak penghasilan final Rp245,47 miliar, dan rugi entitas asosiasi senilai Rp32,68 miliar.


Sehingga laba sebelum pajak penghasilan sudah ambrol ke angka Rp47,40 miliar jauh sekali dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp173,15 miliar. Sedangkan beban pajak penghasilan ditanggung WIKA senilai Rp41,87 miliar naik dari sebelumnya Rp12,79 miliar.


Dengan capaian ini maka WIKA harus puas menanggung rugi per saham dasar jadi Rp3,12 per saham, sedangkan pada periode 30 September 2021 pos ini masih tercatat sebagai laba per saham dasar senilai Rp11,17.


Untuk posisi aset Wijaya Karya (WIKA) per 30 September 2022 tercatat sebesar Rp74,18 triliun atau naik dibandingkan akhir Desember 2021 yang tercatat Rp69,38 triliun.


Pertumbuhan aset WIKA di sebabkan oleh liabilitas yang melonjak jadi Rp56,75 triliun dari sebelumnya Rp51,95 triliun dan ekuitas malah turun tipis jadi Rp17,42 triliun dari Rp17,43 triliun.


Sedangkan untuk biaya operasionalnya, Wijaya Karya merogoh kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi senilai Rp4,87 triliun atau menurun dibandingkan tahun lalu yang merogoh kocek lebih besar senilai Rp7,29 triliun.