5 Saham Melambung Jadi Sorotan, Dua Masih Ngotot ARA

Lantai perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta.
EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan tengah mencermati pergerakan harga saham lima emiten yang mengalami peningkatan di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA). Hal tersebut berlaku efektif ditetapkan hari ini Senin (29/9) pada saham PT Boston Furniture Industries Tbk. (SOFA), PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk. (DEPO), PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM), PT Era Graharealty Tbk. (IPAC), dan PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE).
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menegaskan pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan pasar modal.
Sebelum terindikasi UMA pada Jumat (26/9), saham WIIM seminggu terakhir bergerak melesat 25,82% di Rp1.536, sepanjang tahun berjalan ini, WIIM telah bangkit 105% dari harga sebelumnya Rp700 menjadi senilai Rp1.435.
Kemudian, saham CARE tercatat relatif stagnan selama sebulan hanya drop tipis 1,33% di Rp296, sepanjang tahun telah naik 56,61% dari Rp189. Saham DEPO milik Hermanto Tanoko tercatat seminggu terakhir melambung 41,53% di Rp334 dan sebulan terakhir melanjutkan reli kenaikan harga sebesar 67,84% dari Rp199.
Sedangkan, saham SOFA sebulan terakhir melesat jauh 151% di Rp123 dan saham IPAC tercatat melejit naik 50,72% di Rp208 melanjutkan tren kenaikan year-to-date sebesar 114,43% dari Rp97
.Adapun, pergerakan harga saham pada pembukaan Senin (29/9) tercatat bervariasi.
Emiten rokok yakni, WIIM melemah 6,84% ke level Rp1.430, CARE stagnan di Rp296, sedangkan saham milik Hermanto Tanoko yakni, DEPO melonjak 10,18% ke Rp368.
Sementara itu, dua saham lain tercatat ngacir harganya menuju Auto-Rejection Atas (ARA) SOFA naik 9,76% ke Rp135, dan IPAC menguat 9,62% ke Rp228.
BEI mencatat, informasi terakhir terkait emiten-emiten tersebut antara lain penjelasan atas volatilitas transaksi pada 4 dan 11 September 2025, rencana pengalihan kembali saham hasil buyback WIIM, serta laporan bulanan registrasi pemegang efek pada 24 September 2025.
Bursa mengimbau investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, menelaah kinerja keuangan, serta mengkaji kembali setiap rencana aksi korporasi apabila belum memperoleh persetujuan RUPS.
Related News

BEI Setop 8 Saham Terbang Ratusan Persen, Satu Lompat 2.396%

PTPP Ungkap Transaksi Material Rp9,63T

Bank Permata (BNLI) Beber Alasan Mundurnya Abdy Dharma Selaku Direktur

BEI Lepas Suspensi 7 Saham, 4 Ngebut ke ARA!

Ristia (RBMS) Ungkap Aksi Baru

United Tractors (UNTR) Tabur Dividen Interim Jumbo, Intip Jadwalnya