Belum lama ini bursa efek mengumumkan adanya peningkatan di SID atau Single Inventor Identification, yang menyatakan bahwa pemerhati bursa efek meningkat, sehingga menembus angka 3 juta investor, atau hampir 100% dari tahun sebelumnya. Investasi di pasar modal saat ini menjadi pilihan yang menarik, terlebih karena banyak yang memanfaatkan momen turunnya harga-harga saham akibat pandemic di tahun 2020, sehingga banyak harga saham yang terdiskon. Namun sayangnya pemahaman yang minim membuat banyak sekali masyarakat yang terjebak dan merugi di pasar modal. Apalagi, ada yang memanfaatkan situasi dengan mengajak selebriti untuk merekomendasi pembelian saham secara gegabah.


Padahal, ada jurus jitu yang mudah dipahami agar Anda tidak mudah terjebak dalam rekomendasi salah, dan rugi puluhan juta. Sebelum Anda terjun lebih jauh di dunia pasar modal, inilah 7 jurus jitu anti rugi di saham.


1. Pahami terlebih dahulu tehnikal analis dan fundamental analis
Memahami analisa tehnikal dan fundamental adalah ilmu dasar untuk berinvestasi di saham. Dengan membaca laporan keuangan perusahaan yang sahamnya akan dibeli, akan sangat membantu dalam menentukan bagaimana perkembangan saham tersebut dari tahun ke tahun dan apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak.
Analisa tehnikal sebaiknya dibarengi dengan analisa fundamental. Karena membaca chart saja tidak akan cukup. Untuk trading jangka pendek memang analisa tehnikal sangat menarik, tapi tidak menutup kemungkinan Anda akan terjebak dengan saham gorengan. Analisa fundamental-lah yang akan membantu Anda dalam memisahkan apakah saham ini saham gorengan atau tidak. 


2. Pahami bahwa jual-beli saham itu adalah bisnis, bukan ‘main saham’
Salah satu mindset yang salah dalam berinvestasi di saham adalah istilah ‘main saham’. Pemahaman ‘main saham’ akan membuat Anda memperlukan saham secara main-main, sehingga kemungkinan uang hilang akan semakin besar. Pahamilah bahwa Anda memperjual-belikan saham perusahaan-perusahaan besar dengan nilai kapitalisasi market trilyunan. Jadi, perlakukanlah saham sebagai suatu bisnis, bukan main-main. Perubahan mind set ‘main saham’ menjadi bisnis, akan membantu merubah pola pikir dan cara pandang Anda terhadap investasi di saham.
Layaknya bisnis Anda pribadi, tentunya Anda akan mencoba mempelajari dan memahami lebih lanjut bagaimana jalannya bisnis Anda, sedikitnya dengan membaca laporan keuangan perusahaan, mengikuti berita-berita yang ada, dan menjadi lebih awas dalam menyikapi pasar.


3. Pastikan dana darurat yang Anda miliki cukup
Dana darurat adalah dana yang disiapkan untuk kondisi darurat yang membutuhkan pengeluaran di luar dari pengeluran rutin. Atau dana yang bisa dipergunakan untuk mengantisipasi hilangnya pendapatan, misal terjadi pengurangan gaji atau pemutusan kerja. Tagihan dan pengeluaran rutin tetap harus dibayarkan walaupun pendapatan tidak ada. Disinilah peran dari dana darurat.
Sebelum berinvestasi sebaiknya kebutuhan akan dana darurat ini sudah terpenuhi sedikitnya untuk 6 bulan ke depan. Dengan demikian tidak ada dana yang terganggu, ketika Anda sudah mulai berinvestasi di saham.


4. Jangan memakai uang dari hasil berutang
Maraknya pinjaman online yang menawarkan syarat mudah memang sangat menggiurkan untuk dicoba. Tapi hitunglah baik-baik bunga yang dibebankan dari pinjaman online itu. Kalau misalnya Anda berharap dengan hasil keuntungan dari trading saham Anda akan bisa membayar bunga dan pinjaman, hal ini tidak akan dengan mudah terjadi. Butuh waktu dan pemahaman yang mendalam untuk bisa mendapatkan profit baik dari saham, dan biasanya jam terbang tidak bohong.
Mental Anda akan terganggu karena kewajiban membayar utang dan keinginan untuk cuan dari saham, dan kedua hal ini akan membuat pertimbangan Anda menjadi bias dalam menentukan kapan jual atau beli. Jadi, hati-hatilah dalam mempergunakan uang yang ada. Tidak selalunya rekomendasi berbayar itu benar dan akan selalunya memberikan profit baik untuk Anda.
Gunakanlah dana dingin, atau dana simpanan yang memang tidak terpakai dalam waktu dekat. Dengan demikian, Anda akan lebih tenang dalam menentukan investasi apa yang cocok terkait simpanan Anda.


5. Diversifikasi, Managemen Resiko dan perpanjangan waktu.
Salah satu langkah untuk meminimalisir resiko adalah dengan diversifikasi, atau dengan kata lain jangan menaruh telur dalam satu keranjang. Dalam berinvestasi di saham, janganlan berinvestasi di dalam satu sektor saja, misal di sektor perbankan saja atau properti saja. Atau, jangan hanya berinvestasi di saham saja, tapi miliki pula reksadana, logam mulia dan obligasi sebagai bagaian dari managemen resiko.
Managemen resiko adalah usaha untuk membagi resiko, agar apabila terjadi sesuatu atau lain hal, tidak semua investasi yang Anda lakukan turun secara bersamaan. Pahamilah bahwa saham memiliki fluktuasi yang tinggi, dan resiko pada saham bisa diminimalisir dengan perpanjangan waktu.


6. Mulailah dari yang murah dan Anda pahami
Ada sedikitnya 715 saham yang diperdagangkan di bursa efek, dan 9 sektor dalam saham yang bisa Anda pilih. Mulailah dari sektor yang Anda pahami, seperti sektor perbankan misalnya, atau consumer goods. Lihatlah atm apa yang ada di dompet Anda, dan perusahaan apa yang mengeluarkan produk-produk rumah tangga yang Anda pakai. Pelajari dan pahami terlebih dahulu, dan tanyakan pada diri Anda, apakah Anda yakin perusahaan tersebut akan tetap ada 10-20 tahun mendatang? Atau bagaimanakah kemampuan mereka bertahan selama tahun 2020 di masa pandemic? Apakah mampu survive atau pivoting atau tidak?
Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mengenal perusahaan yang sahamnya akan Anda beli. Mulailah dari yang mudah. Apabila Anda tidak paham dengan pertambangan, jangan terjun ke saham pertambangan sebelum Anda membekali diri Anda dengan ilmu yang cukup.


7. Pahami bagaimanakah profile resiko Anda
Tidak semua orang cocok untuk berinvestasi di pasar modal, dan tidak semua orang cocok untuk berinvestasi di reksadana. Semua orang memiliki profile resikonya masing-masing, yang akan menggambarkan secara pribadi tentang bagaimanakah toleransi seseorang terhadap kerugian, sanggup sampai sejauh manakah seseorang mengatasi kerugian, dan bagaimanakah pemahaman seseorang terhadap investasi, dan lain-lain. Semua hal-hal tersebut akan diungkapkan dalam profile resiko yang Anda miliki.
Dengan memahami profile resiko, Anda akan memahami instrumen investasi apa yang cocok dengan Anda dan bagaimana resikonya. Dengan demikian, diharapkan Anda akan bisa lebih bijak dalam menyikapi investasi.
Setiap Sekuritas akan memberikan pertanyaan terkait profile resiko ini, ketika Anda membuka akun Sekuritas. Dan hal ini akan membantu Anda sebenarnya untuk mengenali diri, apakah Anda benar-benar paham mengenai diri Anda terkait resiko atau tidak.
Kalau misalnya Anda masih ragu dalam berinvestasi di saham, ada banyak sekali pelatihan gratis yang diadakan oleh Sekuritas, atau di bursa efek sekalipun. Janganlan malu bertanya, dan hanya ikut-ikutan saja. Membekali diri dengan ilmu yang sebanyak-banyaknya terkait saham tidak akan pernah ada ruginya.