EmitenNews.com -Bagi sebuah merek, masih tetap berjaya setelah 90 tahun jelas merupakan prestasi yang luar biasa, sebuah tonggak penting yang bersejarah. Anker Bir bangga menjadi salah satu dari sedikit merek dengan sejarah terpanjang di Indonesia merayakan hari jadinya yang ke-90 tahun. Ini adalah bukti bahwa Anker Bir memiliki warisan panjang dan kaya, dicintai oleh konsumennya yang setia berkat rasanya yang unik. 

 

Perjalanan luar biasa Anker Bir dimulai sejak berdirinya pabrik bir Jerman bernama NV Archipel Brouwerij Compagnie di Indonesia pada tahun 1932. Pada Perang Dunia II, pabrik bir ini dibeli oleh perusahaan Belanda dan berganti nama menjadi NV Oranje Brouwerij. Baru sejak tahun 1970 Perseroan dikenal dengan namanya saat ini, PT Delta Djakarta Tbk (DLTA).

 

Komitmen PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) untuk memaksimalkan nilai bagi para pemegang sahamnya senantiasa menjadi salah satu yang terdepan dan utama dalam misi perseroan. Emiten selalu memberikan dividen, bahkan pada saat puncak pandemi COVID-19. Berkat pemulihan bisnis yang kuat, Perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2022 mengumumkan dividen sebesar Rp240,2 miliar, 20,0% lebih tinggi dari Rp200,2 miliar di tahun sebelumnya, mencerminkan rasio pembayaran sebesar 127,7%.

 

Manajemen Delta Djakarta dalam materi laporan tahunannya menyebutkan bahwa pandangan usaha di tahun 2023 ini, meskipun ancaman COVID-19 telah mereda, tantangan ekonomi global tetap membayangi di tahun 2023 di tengah risiko di sektor keuangan, inflasi yang tinggi, dan efek domino dari Perang Rusia-Ukraina. 

 

Di sisi lain, Indonesia diperkirakan mampu mengatasi perlambatan ekonomi berkat fundamental ekonominya yang kuat yang ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Prospek perekonomian Indonesia yang tetap cerah di tahun 2023 menjadi sumber optimisme Perseroan ke depan. Namun demikian, kita tetap perlu waspada di tengah meningkatnya tantangan yang bersumber dari lingkungan eksternal.

 

Indonesia menghadapi tahun 2023 dengan optimisme yang kuat, dimana pertumbuhan PDB diproyeksikan berkisar antara 4,8% hingga 5,0%. Walaupun prospek ekonomi global masih belum cerah, krisis pangan dan energi serta tekanan inflasi mulai mereda pada kuartal IV-2022 sehingga memberikan sedikit harapan, terutama bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia. 

 

Terlepas dari prediksi perlambatan ekonomi global, sebagian besar ekonom sepakat bahwa Indonesia tidak akan mengalami kontraksi berkat fundamental ekonominya yang kuat. Terlepas dari tantangan global, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh kuat pada tahun 2023 didorong oleh permintaan domestik dan investasi yang lebih tinggi, inflasi yang terkendali, kesehatan fiskal yang berkelanjutan, kasus COVID-19 yang melandai, dan kinerja ekspor yang positif. 

 

Namun demikian, para ekonom memperingatkan bahwa Indonesia tetap perlu waspada karena ketidakpastian geopolitik dan kebijakan moneter yang ketat terkait penguatan Dolar AS diperkirakan akan terus berlanjut sehingga menambah tekanan pada pasar keuangan dan nilai tukar Rupiah. Hal ini berpotensi kembali memicu pelarian modal.

 

“Meskipun masih berada di bawah level pra-pandemi, volume di jaringan on-premise mencatat pertumbuhan yang signifikan karena lebih banyak gerai yang kembali beroperasi dengan kapasitas normal. Sementara itu, dibukanya kembali tempat-tempat wisata favorit seperti Bali, Batam, dan Bintan juga turut meningkatkan penjualan bir,” tulis Manajemen DLTA.