EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang penghuni indeks utama periode 1 Agustus 2025 hingga 31 Oktober 2025. Evaluasi penyesuaian ulang atau rebalancing terhadap delapan indeks utama. Evaluasi telah dilakukan pada Juli 2025 menyasar LQ45 hingga IDX30.

Hasilnya, emiten Boy Thohir Adaro Andalan (AADI), dan Surya Citra Media (SCMA) menjadi pendatang baru indeks LQ45. Saat bersamaan, saham Essa Industries Indonesia (ESSA), dan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) terpental dari indeks LQ45. 

Selanjutnya, Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), dan Indo Tambangraya (ITMG) meramaikan indeks IDX30. Efeknya, saham Bank Tabungan Negara (BBTN), dan Mitra Adiperkasa (MAPI) harus terlempar dari persaingan panas IDX30.

Berikutnya, saham besutan Boy Thohir AADI, saham milik Prajogo Pangestu Petrosea (PTRO), dan saham milik Happy Hapsoro Rukun Raharja (RAJA) secara berjemaah menghuni indeks IDX80. Dan, Gudang Garam (GGRM), Gajah Tunggal (GJTL), dan Bank OCBC NISP (NISP) terdepak dari indeks IDX80.

Sedang anggota baru Kompas100 periode 1 Agustus 2025 sampai dengan 30 Januari 2026 antara lain AADI, ASRI, BUKA, BUMI, CLEO, DSSA, PNBN, SMDR, STAA, TAPG, dan TCPI. Akibatnya, BDKR, BMTR, INET, MARK, MIDI, SMIL, SSMS, SURI, TOBA, UNIQ, dan WIFI terlempar dari Kompas100.

Sementara itu, indeks Bisnis-27, MNC36, dan SMInfra18 tidak ada anggota baru untuk periode 1 Agustus 2025 hingga 31 Oktober 2025. Operator pasar modal melakukan rebalancing indeks utama setiap 3 bulan sekali dari sebelumnya 6 bulan sekali. Kebijakan itu berlangsung sejak April 2024. (*)