EmitenNews.com - Garuda Indonesia (GIAA) memilih opsi tidak membagi dividen. Tabulasi laba bersih tahun buku 2022 sejumlah USD3,73 miliar dicatat sebagai laba ditahan. Itu penting mengurangi tabulasi kerugian yang mendera perseroan. 


Keputusan itu, telah ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan pada Selasa, 30 Mei 2023. Selain itu, rapat menyetujui pengalihan kekayaan senilai lebih dari 50 persen kekayaan bersih perseroan. Cara dengan penghapusbukuan 46 meter persen (m2) tanah dari neraca perseroan menjadi 943 m2 dari sebelumnya seluas 989 m2 .


Aset tanah itu, berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Sawahan, Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Lalu, penghapusbukuan atas persediaan Unused/Unmoved (Inventory Stock) perseroan dari neraca perseroan sejumlah Rp1,66 miliar. Rapat juga menyetujui perombakan komisaris perseroan. 


Ya, rapat menyetujui pemberhentian Abdul Rachman dari posisi komisaris independen. Sebagai gantinya, Thomas Oentoro dipatenkan sebagai komisaris independen. Dengan data dan fakta itu, formasi komisaris menjadi komisaris utama merangkap komisaris independen Timur Sukirno, Komisaris Independen Thomas Oentoro, Komisaris Chairal Tanjung. 


Lalu, Direksi terdiri dari Direktur Utama Irfan Setiaputra, Direktur Human Capital Salman El Farisiy, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Prasetio, Direktur Layanan dan Niaga Ade R. Susardi, Direktur Operasi Tumpal Manumpak Hutapea, dan Direktur Teknik Rahmat Hanafi.


Sepanjang tahun lalu, mencatat laba bersih USD3,73 miliar. Berbalik melambung 189 persen dari periode sama 2021 dengan total rugi sejumlah UUD4,15 miliar. Laba per saham dasar menjadi USD0,14145 dari sebelumnya minus USD0,16068 per unit.  


Kinerja positif itu, ditunjang dengan total pendapatan usaha USD2,10 miliar, surplus 57 persen dari edisi sama 2021 sebesar USD1,33 miliar. Pendapatan dari penerbangan terjadwal USD1,68 miliar, naik 61 persen dari fase sama 2021 senilai USD1,04 miliar. Penerbangan tidak terjadwal USD174,81 juta, melesat 98 persen dari edisi sama 2021 senilai USD88,05 juta. Lainnya USD235,29 juta, naik dari USD207,47 juta.


Total beban usaha berkurang 3,4 persen menjadi USD2,51 miliar dari episode sama 2021 sejumlah USD2,60 miliar. Beban operasional penerbang menjadi pemberat terbesar USD1,49 miliar, naik dari USD1,48 miliar. Beban pemeliharaan dan perbaikan USD407 juta susut dari USD559 juta. Beban umum dan administrasi USD236 juta naik dari USD192 juta.


Lalu, beban bandara USD145 juta turun dari USD153 juta. Beban tiket, penjualan, dan promosi USD107 juta naik dari USD94 juta. Beban pelayanan penumpang USD96 juta naik dari USD81 juta. Beban operasional hotel USD19 juta turun dari USD22 juta. Beban operasional transportasi USD10 juta turun dari USD13 juta. Beban operasional jaringan USD4 juta turun dari USD2 juta. 


Total pendapatan usaha lainnya USD4,35 miliar, melambung 233 persen dari edisi sama 2021 tekor senilai USD3,26 miliar. Itu disumbang keuntungan selisih kurs bersih USD124 juta dari USD22 juta. Pendapatan lain-lain bersih USD399 juta dari minus USD367 juta. Penurunan nilai aset non-keuangan nihil dari tekor USD1,45 miliar. Penghentian dini kontrak sena nihil dari minus USD887 juta. 


Keuntungan dari restrukturisasi pembayaran USD1,38 miliar dari edisi sama nihil. Pendapatan dari restrukturisasi utang USD2,85 miliar dari sebelumnya nihil. Bagian atas hasil bersih entitas asosiasi USD2,75 juta dari minus USD16,59 juta. Pendapatan keuangan USd2,13 juta turun dari USD17,95 juta. Beban keuangan USD412,65 juta susut dari USD571,74 juta. 


Laba sebelum pajak USD3,93 miliar, meroket 186 persen dari episode sama 2021 tekor sejumlah USD4,53 miliar. Beban pajak USD198,48 juta, bengkak 155 persen dari periode sama 2021 surplus USD358,54 juta. Laba tahun berjalan USD3,73 miliar, melesat 189 persen dari posisi sama akhir 2021 minus sejumlah USD4,17 miliar. 


Total ekuitas minus USD1,53 miliar, susut 74 persen dari edisi akhir 2021 tekor USD6,11 miliar. Jumlah liabilitas USD7,77 miliar menukik 41 persen dari posisi sama akhir 2021 sebesar USD13,30 miliar. Total aset USD6,23 miliar, turun 13 persen daripada fase sama akhir 2021 sejumlah USD7,19 miliar. (*)