EmitenNews.com - PT Bank Syariah Indonesia alias BSI (BRIS) menyabet penghargaan Progressive International Market Expansion kategori Innovation of Marketing, Product, and Service. Itu tidak lepas dari ekspansi BSI di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) dengan membuka Representative Office Dubai.


Manajemen BSI menyebut penghargaan itu bentuk apresiasi atas kerja keras dalam memperluas layanan di pasar internasional, khususnya di Timur Tengah. Ekspansi itu, salah salah satu usaha mewujudkan visi BSI masuk jajaran 10 besar bank syariah terbesar dunia pada 2025.


“Pembukaan Representative Office di Dubai milestone awal pengembangan bisnis, dan jaringan BSI ke depan. Nah, dari Dubai, kita berharap presence BSI secara global akan makin banyak pada sejumlah pusat-pusat keuangan dunia macam London, New York, Tokyo, Singapura, dan Arab Saudi,” tutur Direktur Utama BSI Hery Gunardi.


Ada beberapa alasan mengapa kawasan Timur Tengah menjadi pilihan BSI ekspansi ke luar negeri. Kawasan Timur Tengah menawarkan potensi bisnis sangat besar, dan potensial. Potensi itu, antara lain haji, dan umrah. Pasalnya, Indonesia menjadi penyumbang terbesar jemaah haji di Arab Saudi. Dari sisi perdagangan alias bilateral trade, Indonesia memiliki volume perdagangan signifikan dengan kawasan Gulf Cooperation Council (GCC) –khususnya dua negara ekonomi terbesar GCC- yaitu Arab Saudi dan UAE sebesar USD6,87 miliar per tahun atau setara Rp96 triliun pada 2020.


Timur Tengah merupakan salah satu pusat dari global investor. Pemerintah Indonesia menerbitkan seluruh global Sovereign Sukuk melalui Nasdaq Dubai. Sekitar 30 persen investor Global Sukuk tersebut dari kawasan Timur Tengah. Di samping itu, Timur Tengah, saat ini tengah menggalakkan proyek pembangunan dengan visi beyond oil development. Dengan begitu, makin banyak negara-negara Timur Tengah khususnya GCC mulai mendiversifikasi pembangunan dari oil based revenue dengan non-oil based revenue, khususnya dari aspek jasa alias service based economi, dan karenanya makin investment friendly.


UAE pusat keuangan Islam. BSI melihat saat ini kawasan Timur Tengah sangat strategis. Beberapa perdagangan bilateral antara Indonesia memiliki volume yang sangat signifikan, antara lain letter of credit, trade finance, dengan negara kawasan GCC. (*)