EmitenNews.com - Pemerintah menilai indikator ekonomi, khususnya sektor riil, menunjukkan prospek yang baik di awal tahun 2022, dimana Indeks Keyakinan Konsumen di level optimis 113,10 pada Februari 2022. Sementara pertumbuhan impor bahan baku tercatat sebesar 29,98% (yoy) dan barang modal sebesar 20,98% (yoy) di Februari 2022, serta berlanjutnya Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur di level ekspansif 51,2 per Febuari 2022.


Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengaskan selain vaksinasi dan disiplin pengendalian pandemi, akselerasi pemulihan ekonomi 2022 akan ditentukan oleh respon kebijakan ekonomi yang tepat. Di antaranya melalui kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif, terukur dan efektif, dan efektivitas implementasi agenda reformasi struktural.


"Untuk itu Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 yang saat ini dialokasikan Rp455,62 T, akan diarahkan untuk mendorong pemulihan di berbagai sektor dengan tetap mengedepankan keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi," katanya seperti disampaikan di laman Kementerian hari ini.


Airlangga mengatakan PEN 2022 dirancang fleksible dan responsif terhadap dinamika yang terjadi dan disederhanakan menjadi tiga kluster. Yaitu Kluster Kesehatan, Kluster Perlindungan Sosial, dan Kluster Penguatan Pemulihan Ekonomi.


Guna mengakselerasi pemulihan sejak awal tahun 2022, Pemerintah menjalankan kebijakan front loading melalui program-program PEN. "Di antaranya melalui perpanjangan subsidi bunga KUR 3% dan perpanjangan insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk jenis otomotif tertentu," ungkapnya.


Pemerintah juga memperpanjang insentif PPN DTP Perumahan, Perluasan Bantuan Tunai PKL, Warung dan Nelayan (BT-PKLWN) di 212 kabupaten/kota prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem, serta percepatan penyaluran berbagai perlinsos, seperti PKH, Kartu Sembako dan Kartu Prakerja.


Terkait dengan Presidensi G20, forum kerja sama ekonomi internasional beranggotakan 19 negara dan Uni Eropa Airlangga menyebut terdapat 3 hal yang menjadi fokus utama Indonesia. Yakni penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan.


Terdapat 438 kegiatan selama Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 yang tersebar di 25 kota lokasi di seluruh Indonesia. Pelaksanaan berbagai kegiatan Presidensi G20 tersebut diperkirakan dapat meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 Triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 Triliun, serta pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor.


Dengan semangat untuk “Pulih Bersama”, Presidensi G20 Indonesia 2022 diharapkan berkontribusi dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional dan global. Hal ini diperlukan untuk memanfaatkan momentum Presidensi G20 dan mendorong peran Perguruan Tinggi, terutama akademisi dan mahasiswa untuk kerja sama yang berkelanjutan, inklusif, dan berwawasan lingkungan melalui kelompok kerja di dalam G20 yaitu Youth20 dan Think20.(fj)