EmitenNews.com - Emiten BUMN farmasi, PT Indofarma Tbk (INAF) menargetkan pertumbuhan penjualan tahun 2022 bisa mencapai 30% dibandingkan dengan tahun 2021.


Sekretaris Perusahaan Indofarma Wardjoko Sumedi juga menyebutkan adanya program vaksin booster yang dijalankan oleh Pemerintah turut berpotensi mendatangkan pendapatan melalui entitas anak perseroan yaitu PT Indofarma Global Mendika.


Sebagai informasi, PT Indofarma Global Mendika adalah entitas anak yang ditunjuk oleh PT Bio Farma (Persero) sebagai distributor vaksin booster seperti vaksin AstraZeneca.


“Dalam program vaksin booster, perseroan hanya mendistribusikan vaksin Covovax, namun sampai saat ini belum ada keputusan dari regulator yang mengizinkan Covovax sebagai vaksin booster. Namun demikian ada potensi pendapatan dari entitas anak perseroan yaitu PT Indofarma Global Mendika,” tuturnya


Wardjoko menambahkan, saat ini perseroan tengah bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk mengupayakan vaksin Covovax dapat digunakan menjadi vaksin booster pada program pemerintah.


Adapun mengenai pertumbuhan laba, INAF tidak mengelaborasi targetnya. Pihaknya menegaskan tahun ini menyiapkan dana capex senilai Rp 133 miliar yang digunakan untuk pengembangan bisnis Perseroan.


INAF melanjutkan, pihaknya juga merencanakan penambahan lini bisnis baru seperti alat kesehatan dan obat herbal. Selain itu, penyediaan alat kesehatan dan obat-obatan juga akan melibatkan kerja sama operasi (KSO) dengan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta.


Sementara itu, mengenai pencapaian tahun 2021, INAF membeberkan jika secara keseluruhan kinerja perseroan sangat baik dan target pertumbuhan tercapai. INAF sendiri awalnya menargetkan bisa mencapai Rp 2,5 triliun dan laba bersih di angka Rp 4 miliar tahun 2021 lalu.


“Hasil laporan belum bisa dibeberkan lebih jauh, namun secara garis besar kinerja perseroan pada tahun 2021 cukup baik dan kami mencapai target yang sudah ditetapkan,” tutup Wardjoko.


Sebagai catatan saja, pada kuartal III 2021 INAF mencetak penjualan bersih sebesar Rp1,49 triliun atau naik 99,91% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 749,25 miliar.


INAF juga berhasil mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi sebesar Rp 2,82 miliar hingga kuartal III 2021 dibandingkan dengan rugi bersih Rp 18,88 miliar sepanjang 9 bulan tahun lalu.