Ancaman Inflasi dan Tapering Khawatirkan Investor, Indeks Asia Dibuka Beragam

EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Selasa (12/10) dibuka variatif (mixed) dengan kecenderungan melemah, setelah indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir di zona merah dengan S&P 500 dan NASDAQ mencatatkan penurunan selama 2 hari beruntun.
"Pergerakan indeks tertekan oleh ketidakpastian jangka pendek seperti kekhawatiran mengenai tingkat inflasi yang lebih tinggi akibat lonjakan harga komoditas energi," ulas analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Hal ini menimbulkan perdebatan yang semakin panas berkaitan dengan apakah tekanan inflasi akan bersifat sementara (transitory) atau justru akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Selain ancaman inflasi, menurut Dustin investor juga di hadapkan dengan prospek pengurangan (tapering) paket stimulus moneter berbentuk program pembelian obligasi (Quantitaive Easing) oleh bank setral AS (Federal Reserve) dan bank sentral lain di negara maju.
"Kebijakan tapering oleh bank sentral ini memicu kecurigaan investor bahwa pertumbuhan ekonomi sudah mencapai puncaknya pada saat inflasi mulai merangkak naik. Staglasi menjadi kata yang di gunakan investor untuk menggambarkan kondisi ekonomi AS ke depan," katanya.
Lebih lanjut, investor menyambut dimulainya musim laporan keuangan (earnings season) 3Q21 di AS minggu ini yang secara resmi akan di awali dengan rilis laporan keuangan oleh sejumlah bank besar.
Investor khawatir inflasi yang di picu oleh kelangkaan bahan energi dan gangguan rantai pasok (supply chain) akibat pandemik akan menekan profitabilitas emiten. Sehingga ini menimbulkan keraguan apakah valuasi harga saham masih bisa lebih tinggi lagi.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah dunia masih tetap tinggi di tengah krisis energi yang menimpa Eropa dan Asia. Kelangkaan bahan energi memicu penurunan drastis pada pasokan aluminium yang harganya terbang ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Harga komoditas logam (metal) yang lain juga bergerak dalam trend naik. Dengan kata lain, ekonomi global akan segara berada di bawah tekanan inflasi.
Untuk perdagangan hari ini Phillip Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak bearish moderat di rentang 6.435-6.495. Berikut teknikal saham yang direkomendasikan.
EXCL
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 3,200
Target Price 1 : 3,340
Target Price 2 : 3,430
Stop Loss : 3,080
Related News

Ikuti Jejak Wall Street, IHSG Kembali Menguat

Orbit Zona Hijau, IHSG Jajal Level 6.800

Laju IHSG Mulai Tersendat, Jala Saham INCO, MIDI, dan ESSA

Bahlil Yakin Target Lifting 600 Ribu BOPD Tahun Ini Dapat Terkejar

IHSG Ditutup Naik 0,26 Persen, Cek Saham Top Gainers LQ45

DEG, Proparco dan StanChart Akan Danai PLTS Terapung Saguling