EmitenNews.com - PT Astra International (ASII) sepanjang kuartal I-2022 mencetak pendapatan bersih konsolidasian Rp71,9 triliun. Melesat 39 persen dibanding kuartal serupa pada 2021. Laba bersih meningkat 84 persen menjadi Rp6,9 triliun.


Hasil itu, merefleksikan kinerja lebih baik dari seluruh bisnis, khususnya divisi alat berat, pertambangan, otomotif, jasa keuangan, dan agribisnis. Secara rinci, alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi menjadi kontributor terbesar dengan laba bersih Rp2,58 triliun.


United Tractors (UNTR), mencatat laba bersih naik 131 persen menjadi Rp4,3 triliun. Penjualan alat berat Komatsu meningkat 146 persen menjadi 1.694 unit. ”Itu dibarengi pendapatan suku cadang, dan jasa pemeliharaan juga meningkat,” tutur Djony Bunarto Tjondro Presiden Direktur Astra International.


Bisnis kontraktor penambangan, Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) melesat 9 persen menjadi 207 juta bank cubic metres, sementara produksi batu bara mengalami penurunan 12 persen menjadi 24 juta ton. Anak usaha United Tractors bidang pertambangan mencatat penjualan batu bara turun 21 persen menjadi 2,9 juta ton, termasuk penjualan 611 ribu ton metallurgical coal. Namun, harga jual tinggi cukup mengimbangi dampak penurunan volume. 


PT Agincourt Resources, anak usaha United Tractors mencatat penjualan emas turun 22 persen menjadi 74 ribu ons. PT Acset Indonusa (ACST), masih rugi Rp25 miliar, turun dari sebelumnya Rp80 miliar. Itu seiring keterlambatan penyelesaian beberapa proyek tengah berjalan dan berkurangnya peluang pekerjaan proyek konstruksi selama masa pandemi.


Sektor bisnis menyumbang laba bersih terbesar kedua otomotif Rp2,23 triliun, atau naik 56 persen dari catatan kuartal pertama 2021 Rp1,43 triliun. Penjualan mobil Astra naik 44 persen menjadi 142 ribu unit dengan pangsa pasar meningkat dari 53 persen menjadi 54 persen. 


PT Astra Otoparts (AUTO), mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 37 persen menjadi Rp225 miliar, terutama disebabkan kenaikan pendapatan segmen pabrikan, pasar suku cadang pengganti, dan ekspor. Segmen bisnis jasa keuangan juga mencatat pertumbuhan laba bersih 50 persen dari Rp985 miliar menjadi Rp1,47 triliun pada periode sama tahun ini.


Nilai pembiayaan baru pada bisnis pembiayaan konsumen grup meningkat 28 persen menjadi Rp24,7 triliun. Kontribusi laba bersih perusahaan pembiayaan mobil meningkat 55 persen menjadi Rp385 miliar. Kontribusi laba bersih bisnis dengan fokus pembiayaan sepeda motor, Federal International Finance naik 84 persen menjadi Rp755 miliar. 


PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), mencatat peningkatan laba bersih 9 persen menjadi Rp341 miliar, itu disebabkan pendapatan underwriting, dan hasil investasi lebih tinggi. PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life), mencatatkan penurunan premi bruto (gross written premium) 15 persen menjadi Rp1,3 triliun.


Segmen agribisnis via Astra Agro Lestari (AALI) menyumbangkan laba bersih Rp385 miliar, atau naik 198 persen dari catatan kuartal pertama tahun lalu Rp129 miliar. Sektor infrastruktur dan logistik mencatat laba bersih Rp118 miliar, teknologi informasi Rp12 miliar, dan properti Rp53 miliar.


Selanjutnya, Astra akan terus menghadapi ketidakpastian pandemi Covid-19, dan tantangan eksternal lain. Meski begitu, Astra Group terus berusaha maksimal untuk mencatat pertumbuhan secara berkelanjutan. ”Dengan dukungan keuangan kuat, Astra Group berada pada posisi tepat untuk mencari peluang bisnis baru guna mendorong pertumbuhan jangka panjang berkelanjutan,” tandas Djony. (*)