Bank Central Asia (BBCA) Bidik Pertumbuhan Kredit 10% Sampai Tutup 2023
                            EmitenNews.com -PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat pertumbuhan kredit kredit senilai Rp 766,1 triliun per September 2023, atau tumbuh 12,3% secara tahunan (yoy). Angka ini tumbuh di atas rata-rata industri perbankan, di mana naik 8,96%.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kredit usaha kecil dan menengah merupakan segmen dengan pertumbuhan tertinggi, yakni naik 16,4% yoy menjadi Rp 104,8 triliun. Pada periode yang sama kredit korporasi naik 12,2% yoy, menjadi Rp 343,5 triliun, sedangkan kredit komersial naik 6,5% yoy, mencapai Rp 121 triliun.
BCA memproyeksikan penyaluran kredit akan tetap konservatif di 9% hingga 10% pada akhir tahun ini. Meskipun Bank Indonesia (BI) telah meningkatkan suku bunga acuan menjadi 6%, Jahja melihat itu tidak langsung berdampak pada penyaluran kredit.
Dia tidak menampik bahwa suku bunga tinggi akan berpengaruh kepada kredit modal kerja dan kredit investasi.Akan tetapi hal yang jauh lebih berdampak kepada kemampuan makro ekonomi dan bisnis.
Jahja menjelaskan lebih lanjut apabila ekonomi dalam kondisi baik, maka pelaku usaha dapat menyesuaikan dengan suku bunga yang tinggi sekalipun. Pasalnya dalam kondisi demikian, keuntungan para pengusaha jauh di atas bunga kredit.
"Bagi pengusaha pasti minta bunga yang paling rendah. Tapi kenyataan ya kalau memang dunia bisnis itu baik sekali. Bisnis meningkat, sales bertambah terus ya. Maka nasabah tidak memerlukan interest rate, mereka akan oke asal profitability-nya dan sales-nya itu meningkat," jelas Jahja pada saat paparan kinerja kuartal III-2023 BCA secara virtual, Kamis (19/10/2023).
Tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa masa menjelang tahun politik dan siklus ekonomi global membuat para pengusaha untuk wait and see.
Jahja mengungkapkan, BCA tidak membidik sektor tertentu untuk penyaluran kredit. Tentunya salah satu dari big bank RI itu akan mengamati dan menganalisa kelayakan setiap debitur.
Sementara itu, Direktur BCA Rudi Susanto mengatakan ada kenaikan permintaan kredit dari sektor hilirisasi minerba per kuartal III-2023.Dia mengatakan pihaknya melihat masih ada ruang untuk pertumbuhan pada sektor tersebut. Selain itu, BCA jugatengah mengkaji untuk sektor pulp and paper.
Related News
                            Pengendali Arkadia Digital (DIGI) Serok Saham Rp1,8M
                            WTON Rajai Pasar, Kantongi Pendapatan Rp2,5T di Q3-2025
                            CUAN Dipegang Prajogo 84,08%! Investor Tembus 111.665 Orang
                            PSAB Minta Restu Lepas Tambang Anak Usaha USD540 Juta
                            BSSR Tebar Dividen Interim USD35 Juta, Yield Jumbo!
                            Laba Bank BJB (BJBR) Rontok 32 Persen Sisa Rp790,6M di Q3 2025
                    
                
                
            
                                
                
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
            
            




