EmitenNews.com - Bank Maspion Indonesia (BMAS) tengah menggodok right issue 4.176.854.000 saham atau 4,17 miliar lembar. Penerbitan saham anyar itu, setara 48,45 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah hajatan right issue. Saham baru itu dibekali nilai nominal Rp100.


Berdasar skema, nanti setiap pemegang 100 saham jadul dengan nama tercatat dalam daftar pemegang saham pada 12 Oktober 2022 pukul 16.00 WIB, berhak atas 94 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Di mana, setiap satu HMETD berhak menebus satu saham baru. 


PT Alim Investindo sebagai pemegang saham utama, mengempt 2.755.359.197 saham alias 2,75 miliar lembar. Setelah penjualan saham, Alim Investindo akan memiliki 2.392.151.289 saham atau 2,39 miliar lembar dalam perseroan. Alim Investindo akan mengeksekusi maksimal 123.069.972 saham atau 123,06 juta lembar. Selanjutnya, mengalihkan 2.125.552.156 saham atau 2,12 miliar lembar kepada Kasikorn Vision Financial Company Pte Ltd (KVF). 


Sedang Kasikornbank Public Company Limited (KBank), pemilik 443.901.808 saham atau 443,90 juta lembar akan mengalihkan 417.267.692 saham atau 417,26 juta lembar kepada KVF. Berikutnya, PT Guna Investindo (GI) akan mengalihkan 245.034.500 saham atau 245,03 juta lembar kepada KVF. Pengalihan itu, dilaksanakan melalui mekanisme di bursa efek selama periode perdagangan. 


KVF menyatakan akan mengeksekusi seluruh hak sejumlah 4.041.328.180 saham alias 4,04 miliar lembar. Berasal dari HMETD maksimal 1.253.473.832 saham alias 1,25 miliar lembar berdasar kepemilikan saham pada perseroan secara proporsional. Lalu, dari hasil pengalihan HMETD oleh Alim Investindo, KBank, dan GI sebanyak 2.787.854.348 saham atau 2,78 miliar lembar. 


Dana hasil right issue setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi akan digunakan untuk memperkuat permodalan, memperluas bisnis, dan kapabilitas, termasuk untuk penyaluran kredit, dan investasi infrastruktur. Penyaluran kredit atau pinjaman kepada nasabah merupakan pelaksanaan kegiatan usaha dalam menghasilkan pendapatan usaha.


Pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru dalam right issue akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi) maksimum sebesar 48,45 persen. (*)