EmitenNews.com - Perusahaan jasa pertambangan PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mencatatkan laba bersih senilai USD3,656 juta pada tahun 2021, atau anjlok 89,86 persen dibandingkan tahun 2020 yang terbilang senilai USD44,403 juta.


Merujuk data laporan keuangan tahun 2021 telah audit APEX yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (8/4/2022). Padahal, pendapatan tercatat tumbuh 18,97 persen menjadi USD65,155 juta yang ditopang kenaikan pendapatan dari jasa pemboran sebesar 10,08 persen menjadi USD51,323 juta.


Bahkan, pendapatan mobilisasi dan demobilisasi melonjak 117,8 persen menjadi USD6,138 juta.


Senada, pendapatan lain-lain seperti dari jasa boga, sewa peralatan, pemakaian bahan bakar, dan suku cadang naik 47,71 persen menjadi USD7,693 juta.


Menariknya, beban langsung dapat ditekan sedalam 15,58 persen menjadi USD41,737 juta, sehingga laba kotor melonjak 341,5 persen menjadi USD23,417 juta.


Sayangnya, laba sebelum pajak anjlok 84,05 persen menjadi USD7,082 juta karena tahun 2021 justru mencatatkan beban lain-lain bersih sebesar USD58.805. Pos ini di tahun 2020 mencatatkan pendapatan lain lain bersih sebesar USD65,222 juta yang berasal dari selisih antara nilai utang sewa pembiayaan beserta utang bunga dan nilai tercatat dari rig tersebut (USD144.679.603) adalah sebesar USD68.285.333. 


Pendapatan itu didasarkan Surat Konfirmasi dari Ocean Chun Shipping Limited (OCSL) pada tanggal 31 Desember 2020, bahwa Bareboat Charter Agreement telah berakhir efektif pada tanggal 5 Agustus 2020, dan OPHBV terlepas dan terbebas dari segala bentuk tindakan, kerugian langsung dan tidak langsung, biaya atau beban sehubungan atau berhubungan dengan Perjanjian Sewa.


Akibatnnya, laba per saham merosot ke level USD0,0014, sedangkan di akhir tahun 2020 terbilang USD0,0167.