EmitenNews.com— PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON) mencatatkan laba bersih sebesar Rp39,815 miliar pada semester 1 2022, atau melorot 10,73 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang terbilang Rp44,605 miliar.


Akibatnya, laba per saham dasar turun ke level Rp0,07, sedangkan di akhir Juni 2021 berada di level Rp0,08.


Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan semester I 2022 tanpa audit emiten menara telekomunikasi itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/9/2022).


Padahal, pendapatan tumbuh 12,67 persen menjadi Rp90,707 miliar yang ditopang peningkatan pendapatan sewa menara dari PT Indosat Tbk (ISAT) sebesar 100 persen menjadi Rp34,2 miliar.


Senada, pendapatan sewa dari PT XL Axiata Tbk (EXCL) tumbuh 15,3 persen menjadi Rp33,9 miliar.


Demikian juga dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) yang meningkat 5,8 persen menjadi Rp13,08 miliar.


Lalu dari PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang naik 53,3 persen menjadi Rp9,2 miliar.


Sayangnya, beban pokok pendapatan membengkak 74,5 persen menjadi Rp26,7 miliar karena penyusutan menara telekomunikasi melambung 231 persen menjadi Rp12,6 miliar.


Dampaknya, laba kotor menyusut 1,8 persen menjadi Rp63,9 miliar. Kian tertekan, beban keuangan meningkat 114 persen menjadi Rp4,5 miliar. 


Ditambah, pajak penghasilan final naik 53,1 persen menjadi Rp7,2 miliar. Akibatnya, laba sebelum pajak penghasilan turun 13,5 persen menjadi Rp41,5 miliar.


Sementara itu, kewajiban bertambah 9,2 persen dibanding akhir tahun 2021 menjadi Rp330,5 miliar.


Sedangkan ekuitas terkikis 1,25 persen menjadi Rp710,4 miliar. Sehingga aset hanya tumbuh 1,9 persen menjadi Rp1,041 triliun.