BEI Bekukan Lagi Saham Tambang Nikel Ini, Bakal Lama?

Petugas Membersihkan Screen Perdagangan Saham
EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham PT PAM Mineral, Tbk. (NICL) dan PT Hotel Fitra International, Tbk. (FITT) . Suspensi ini mulai berlaku pada sesi I perdagangan Jumat, (16/5) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.
Sebelumnya BEI mengumumkan bahwa saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) masuk dalam kategori Unusual Market Activity (UMA) mulai hari ini (8/5). Pasalnya mengalami lonjakan harga yang tidak lazim.
Kemudian BEI dalam keterangan resminya mengumumkan penghentian sementara (suspensi) terhadap perdagangan saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) pada (14/5) di seluruh pasar, sebagai langkah proteksi terhadap investor akibat volatilitas harga yang signifikan dan dinilai sebelumnya tak wajar.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menjelaskan bahwa suspensi dilakukan untuk memberikan waktu yang cukup kepada pelaku pasar dalam mencermati dan mengevaluasi informasi material yang tersedia sebelum melakukan keputusan investasi lebih lanjut.
Langkah ini merupakan bagian dari pengawasan dinamis BEI terhadap pergerakan pasar yang tidak mencerminkan kondisi fundamental emiten secara proporsional.
Saham NICL mencatatkan kenaikan sebesar 10,99% atau 105 poin ke level Rp1.060 per saham dalam perdagangan yang sama. Sepanjang 30 hari terakhir, saham NICL telah meroket 211,76% dan mencatat lonjakan sebesar 307,69% sejak awal tahun.
Perlu diketahui Christopher Sumasto Tjia salah satu pemegang pengendali saham NICL tidak berhenti memborong saham mulai dari 27 Maret hingga 16 April 2025 mulai dari harga Rp302 hingga Rp346 per lembar saham.
Christopher Sumasto yang berdomisili di Green Garden Blok I-1/1 RT 002/RW 004, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat tersebut kini menggenggam NICL menjadi 17.700.700 lembar saham atau setara dengan 0,166%.
Sebagai informasi, Christopher Sumasto adalah pengendali dari PT PAM Metalindo dengan kepemilikan mayoritas sekitar 70% saham. Sementara, Pam Metalindo merupakan pemegang saham mayoritas NICL, dengan porsi kepemilikan 43,23% saham, per 30 September 2024.
NICL produsen utama nikel. Perusahaan ini beroperasi di bidang pertambangan nikel, di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
Sedangkan saham FITT ditutup naik sebesar 24,76% atau 52 poin pada Kamis (15/5), berada di level Rp262 per saham. Secara bulanan, saham FITT telah mengalami kenaikan signifikan sebesar 140,37%, dan sepanjang tahun berjalan 2025, telah melonjak sebesar 167,35%.
BEI mengimbau seluruh pihak yang berkepentingan untuk secara aktif memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh emiten terkait, serta mengevaluasi kembali potensi risiko yang mungkin timbul di tengah dinamika pasar yang volatil.
Related News

IHSG Ditutup Melonjak Lagi 0,94 Persen, Ini Saham Pendorongnya

Begini Kata Pefindo Soal Peringkat Emiten Milik Grup Salim (INDF)

Kompresor Masih Impor, Wamenperin Minta Daikin Produksi Komponen Lokal

Menkeu Ajak Tiga Pilar Bersinergi Wujudkan Ekonomi Islam

8 Seri SUN Siap Dilelang Selasa Depan, Targetnya Rp26 Triliun

Nilai Transaksi Livin by Mandiri Kuartal I Tembus Rp1.070 Triliun