EmitenNews.com - Global Digital Niaga alias Blibli (BELI) per 30 September 2023 mencatat kas setara kas Rp1,4 triliun. Melorot dari edisi akhir 2022 senilai Rp3,1 triliun. Perubahan itu, terutama tersebab penggunaan kas untuk kebutuhan operasional dalam mendukung pertumbuhan usaha.

Perseroan senantiasa melihat berbagai peluang untuk menjaga kecukupan maupun meningkatkan modal kerja dalam mendukung pertumbuhan usaha. ”Di mana, salah satunya melalui fasilitas pembiayaan kredit modal kerja perbankan atau bentuk permodalan lainnya,” tutur Eric Alamsjah Winarta, Chief Corporate Secretary & Investor Relation Global Digital Niaga. 

Sejatinya, emiten afiliasi Djarum Group itu, membukukan hasil penjualan investasi Rp538 miliar. Itu hasil divestasi PT Polinasi Iddea Investama dengan mencatat keuntungan senilai Rp71,11 miliar. Berdasar data pada 27 Juni 2023, penjualan investasi saham pada PT Polinasi Iddea Investama dilakukan karena perseroan fokus pada aset-aset inti (core assets) sesuai kegiatan usaha dalam mempercepat pencapaian target-target perseroan. 

Sedang investasi saham perseroan pada PT Polinasi Iddea Investama tersebut bukan termasuk dalam kategori aset-aset inti (non-core assets), sehingga perseroan melakukan penjualan atas seluruh investasi saham pada PT Polinasi Iddea Investama. Perseroan melakukan penjualan atas seluruh investasi saham pada PT Polinasi Iddea Investama dengan jumlah nilai penjualan Rp538 miliar dan mencatatkan keuntungan atas penjualan investasi saham Rp71 miliar.

Ekuitas perseroan tercatat Rp7,9 triliun, mengalami penurunan Rp2,5 triliun tersebab rugi bersih. Perseroan percaya kalau target membukukan keuntungan berdasar kondisi relevan terkini masih dapat tercapai melalui implementasi berbagai strategi telah disiapkan maupun dijalankan perseroan. Itu tercermin dari peningkatan indikator tingkat profitabilitas, termasuk rugi periode berjalan dari Rp3,7 triliun pada sembilan bulan 2022 menjadi Rp2,6 triliun pada sembilan bulan 2023.

Perseroan akan terus melanjutkan strategi dan upaya rasionalisasi komposisi produk, terutama segmen ritel, dan mempertahankan fokus pada berbagai kategori produk tertentu lebih menghasilkan keuntungan. Di mana, hal tersebut akan menghasilkan perolehan laba bruto lebih baik, dan marjin bruto lebih sehat. 

Selain itu, perseroan akan terus meluncurkan lebih banyak sinergi, inovasi ekosistem untuk mendorong pertumbuhan lebih organik, dan menguntungkan. Perseroan juga secara konsisten mengimplementasikan berbagai upaya efisiensi biaya secara tepat tanpa mengorbankan potensi pertumbuhan bisnis.

Keseluruhan upaya tersebut diyakini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan dan pencapaian target-target keuangan perseroan. ”Perseroan selalu melihat berbagai peluang untuk memperkuat struktur permodalan di masa mendatang untuk mengantisipasi defisit ekuitas,” ucap Eric. 

Saat ini, perseroan tidak mempunyai rencana aksi korporasi dalam tempo 12 bulan ke depan, selain dari pelaksanaan program kepemilikan saham manajemen dan karyawan atau management and employee stock option plan (MESOP). (*)