EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI)  tengah mencari cara terbaik itu memastikan kualitas seleksi  calon emiten baru dalam melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dapat melindungi kepentingan investor public.

Direktur Utama BEI,  Iman Rachman  merasa optimis akan mencapai jumlah emiten baru sepanjang tahun 2024 sebanyak 61 perusahaan setelah melihat hasil sampai dengan pertengahan Februari 2024.    

 

“Kalau kita lihat hasil sekarang sih. Sebab dengan pakai buku September 2023 saja sudah belasan yang IPO. Belum lagi yang pakai buku Desember 2023. Jadi Kita cukup optimis,” kata dia kepada media pada akhir pekan lalu.

Namun Iman mengakui perlu peningkatkan kualitas seleksi calon emiten baru sebagai bentuk perlindungan investor publik.

 

“Tapi isunya yang ditulis temen-temen (Red- media) qualitynya. Nah ini yang kita coba lihat. Seperti apa yang harus dilakukan. Walaupun sebenarnya mereka (Red- calon perusahaan IPO) registrasi tidak semua kita terima,” ujar dia.

 Iman menegaskan, BEI selalu menekankan pentingnya keberlanjutan usaha dari model bisnis  calon emiten perusahaan. Hal itu untuk memastikan setelah IPO, perusahaan tersebut terjerat PKPU.

 

“Kita tidak mau 2-3 tahun setelah IPO langsung masuk PKPU,” kata dia.

Untuk itu, dia meminta bagian penilaian perusahaan untuk menggembangkan  teknologi informasi untuk menyaring perusahaan yang layak IPO.

 

“Saya minta Pak Nyoman ( Red- Direktur Penilaian) di bantu IT. Misalnya ada tanda merah, kuning dan Hijau. Kalau Hijau jalan terus, kalau kuning perlu diperdalam. Kalau merah ditolak,”terang dia.

Pada saat yang sama, Iman mengingatkan pergerakan harga saham emiten baru ditentukan oleh mekanisme pasar yang dipengaruhi permintaan dan ketersediaan saham yang bersangkutan.

 

“Kalau ada saham emiten baru yang turun, kita harus lihat lagi emiten masuk papan apa,” ujar dia.

Selain itu, kata dia, bursa juga membuka kesempatan bagi perusahaan berskala kecil untuk  IPO dengan masuk papan akselerasi.