EmitenNews.com - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menunjukkan peningkatan kinerja. Emiten produsen consumer goods ini, meraih penjualan Rp21,46 triliun hingga periode 30 Juni 2022. Terjadi kenaikan dari Rp20,17 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Capaian kinerja semester I/2022 itu, tidak terlepas dari kekuatan merek-merek besar perseroan di berbagai segmen.


Dalam laporan keuangan perseroan, Selasa (26/7/2022), menyebutkan, laba bruto diraih Rp10,35 triliun naik dari laba bruto Rp10,25 triliun. Laba usaha diraih Rp4,48 triliun naik dari laba usaha Rp4,04 triliun tahun sebelumnya.


Kemudian laba sebelum pajak mencapai Rp4,42 triliun meningkat dari laba sebelum pajak Rp3,95 triliun.


Laba perseroan tercatat tumbuh 12,6 persen menjadi Rp3,42 triliun dari Rp3,04 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.


Total aset perseroan tercatat Rp22,14 triliun hingga periode 30 Juni 2022 naik dari total aset Rp19,07 triliun hingga periode 31 Desember 2021.


Dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/7/2022), Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengemukakan capaian kinerja semester I/2022 tidak terlepas kekuatan merek-merek besar perseroan di berbagai segmen. Ia mencontohkan, divisi Foods dan Refreshment (F&R) mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,5 persen berkat kinerja merek kunci seperti Royco, Bango, Sariwangi dan Buavita.


Ira Noviarti menambahkan, kinerja positif juga diperlihatkan divisi Personal Care (PC) yang membukukan pertumbuhan penjualan 10,7 persen dan didorong oleh kinerja dari kategori Oral Care dengan merek Pepsodent dan Close-Up dan dari Deodorant dengan merek Rexona. “Strategi kami adalah memastikan brand ini tetap kuat, tidak hanya dari sisi market development, tetapi tetap bagus saat ada inovasi produk dilakukan.”


Direktur Unilever Indonesia Enny Hartati Sampurno mengatakan perseroan berhasil menjaga kinerja penjualan dan laba melalui kebijakan penyesuaian harga jual pada sejumlah merek dan penghematan biaya atau cost saving. Dia mengakui, UNVR menghadapi tantangan kenaikan harga bahan baku, tercermin dari penurunan margin laba kotor 133 basis poin menjadi 47,7 persen pada kuartal II/2022 dan penurunan 259 basis poin sepanjang semester I/2022 ke level 48,2 persen.


“Menghadapi tantangan ini kami siapkan strategi menaikkan harga jual dan program cost saving. Dan ini cukup signifikan dampaknya pada kemampuan kami menjaga laba. Kami juga bermain di portofolio produk kami,” kata Enny Hartati Sampurno. ***