EmitenNews.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini diproyeksikan rawan terkoreksi. Sebagai informasi, IHSG akhir pekan lalu ditutup terkoreksi di level 7.086,64. 


Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar mengatakan, secara teknikal indeks akan berada pada tren bullish apabila di atas level 6.932. Namun, indeks juga berpeluang koreksi jangka pendek ke 7.050, jika di tembus level selanjutkan akan berada di 6.932/6.834. 


“IHSG closing di bawah 5 day MA (7.140). Indikator MACD bullish, Stochastic divergence & weak buy power. Apabila indeks berada di atas level 6.930, maka berpeluang menuju (sebelumnya target 6.888 - 7.209 gap tercapai) next 7.234 DONE 7.355,” ujar Andri dalam risetnya, Senin (13/6). 


Andri menambahkan, range breakout indeks akan berada di 6.932 - 7.140 dengan level resistanace 7.140/7.196/7.257/7.355. Sementara level support di 7.051/6.932/6.834/6.717. Adapun perkiraan range 6.980 - 7.140.


Lebih lanjut, Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Leisyaputra menyampaikan, pada Jumat lalu Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah tajam 2,73%, sementara S&P 500 terkoreksi 2,91%, begitu juga dengan indeks Nasdaq yang melemah lebih dalam sebesar 3,52%. Amerika Serikat (AS) mencatat inflasi Mei 2022 sebesar 8,6% YoY, di atas ekspketasi sebesar 8,3% YoY. 


“Angka ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 1981. Tingginya inflasi ini memicu kekhawatiran investor terhadap potensi resesi atas perekonomian AS. Yield treasury AS 2 tahun, yang paling sensitif terhadap kenaikan suku bunga rate Fed, naik mencapai di atas 3%, level tertinggi sejak tahun 2008. Hari ini Inggris akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi dan nerara perdagangan untuk April 2022. Bursa Eropa juga terkoreksi signifikan,” jelas Maxi. 


Sebagai informasi, pada Jumat lalu sebagian besar bursa regional Asia Pasifik mengalami koreksi mengikuti pergerakan bursa AS pada malam sebelumnya, termasuk BEI.


Adapun investor dapat mencermati saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan rekomendasi buy on support dengan target 7.450/7.550 stop loss di bawah 6.950/6.750. Kemudian saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan rekomendasi buy jika break di atas 1.705 target 1.760/1.790 stop loss di bawah 1.650.


Investor juga dapat mencermati saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan rekomendasi buy di atas 6.875 target 7.000/7.050 stop loss di bawah 6.700. Aksi buy juga bisa dilakukan pada saham PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) di atas 2.810 target 2.880/2.900 stop loss di bawah 2.720.